Tulungagung - Jika kita berbicara soal kesenian tari mungkin tari Saman, tari Kecak, tari Jaipong akan selalu melekat di memori, faktanya beberapa tarian khas Indonesia ini juga sangat populer di Indonesia bahkan dunia. Seperti contoh tari Saman yang telah ditetapkan UNESCO sebagai “Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity” pada 2011. Beberapa dari tarian yang populer bahkan bisa menopang dan menghidupkan ekonomi kreatif di Indonesia. Jika kita berbicara lebih daripada itu, kesenian tari di Indonesia sangatlah banyak.
Kabupaten Tulungagung adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, lebih tepatnya berjarak 160km selatan kota Surabaya dan terletak di sebelah barat dari kota Malang. Di kabupaten Tulungagung ini memiliki salah satu kesanian daerah lokal yaitu berupa tarian yang bernama tari Reog Kendang. Tak seperti Reog Ponorogo, kesenian Reog Kendang ini menampilkan penari dengan membawa alat musik yang berupa kendang. Konon, tarian ini sudah ada sejak tahun 1978. Tarian ini menceritakan kisah seorang prajurit yang mengiringi Ratu Kilisuci menuju Gunung Kelud, menggambarkan perjalanan yang penuh tantangan karena prajurit harus membawa beban berat dan melewati medan yang sulit, hingga terpaksa membungkuk karena beban yang mereka bawa.
Reog Kendang dilakukan oleh penari berjumlah enam orang. Masing-masing penari dibekali kendang atau dhondong selama pertunjukan. Setiap kendang yang dibawa penari sangat beragam, mulai dari kendang kerep, kendang arang, kendang imbal, kendang keplak dan kendang trinthing. Selama pertunjukkan penari dari Reog Kendang akan menari dengan iringan lagu Jawa. Alat musik yang mengiringi yakni, kenong, gong, dan terompet. Adapun lagu jawa yang mengiringi tarian diantaranya Gandariya, Angkleng, Loro-loro, Priong Padapring dan masih banyak lagi.
Selain dari gerakan dan alat musik yang mengiringi tarian Reog Kendang ini, terdapat pula kostum yang pastinya menjadi identitas dari tarian khas kota marmer ini. Kostum yang digunakan dari penari Reog Kendang mencerminkan pakaian prajurit zaman dahulu dengan kostum berlengan Panjang motif warna kuning di dada, celana yang digunakan selutut dengan dilengkapi beberapa pernak-pernik seperti stagen, kain batik, beberapa aksesoris seperit ikat kepala, dan kendang yang diikat menggunakan sampur.
Tari Reog Kendang sendiri memiliki potensi dalam memajukan sektor kratif di Kabupaten Tulungagung. Salah satu potensi dalam memajukan ekonomi kreatif adalah pembuatan batik sebagai identitas baru terutama segi busana yang bisa menjadi identitas baru tari Reog Kendang ini. Beberapa alasan mengapa Reog Kendang perlu pengembangan terutama dari segi busana, yaitu mengikuti perkembangan selera konsumen, menambah pengrajin batik baru hal ini bisa menaikkan penghasilan perajin dalam bidang ekonomi kreatif, seperti contohnya tarian Reog Ponorogo yang telah mengangkat bentuk batik berupa motif merak yang merepresentasikan ikon dari Reog Ponorogo, sehingga hal ini bisa dimanfaatkan oleh pengrajin batik Tulungagung.
Jika hal ini terealisasikan pastinya bisa mendongkrak ekonomi kreatif di Tulungagung, mampu menciptakan lapangan pekerjaan, atau kewirausahaan baru di sektor seni dan budaya yang berfokus di pakaian tradisional dan desain dari batik ini bisa dijual secara komersial. Penciptaan desain batik dari Reog Kendang sendiri juga memiliki potensi untuk mengangkat kesenian tarian Reog Kendang ke kancah yang lebih tinggi, hal ini bisa terjadi karena terdapat suatu identitas melekat dari tarian itu sendiri. Jika dibicarakan lebih luas lagi bisa saja desain batik tersebut menjadi sebuah identitas dari Kabupaten Tulungagung di ranah nasional bahkan Internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H