Cara Mengukur dan Mengelola Kesadahan Air
Kesadahan air diukur dalam satuan ppm (parts per million) atau mg/L. Air dengan kandungan mineral di bawah 60 mg/L dianggap lembut, sementara air dengan kandungan di atas 180 mg/L dianggap keras. Untuk mengelola kesadahan air, dapat digunakan metode seperti penggunaan pelembut air atau pemasangan sistem filtrasi.
Di laboratorium, titrasi dapat digunakan untuk menentukan jumlah ion kalsium (Ca2+) atau magnesium (Mg2+) yang terlarut. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk melakukan titrasi kesadahan air:Â
Pengambilan Sampel: Ambil sampel air yang akan dititrasi menggunakan pipet dan masukkan ke dalam Erlenmeyer flask atau beaker.
Penambahan Indikator: Tambahkan indikator mangan (VI) atau indikator kromat ke dalam sampel air. Indikator ini akan berubah warna saat ion Ca2+ atau Mg2+ telah bereaksi sepenuhnya dengan EDTA.
Penambahan Larutan Titrasi (EDTA): Mulai menitrasi sampel air dengan menambahkan larutan EDTA dari buret. Selama penambahan, indikator akan berubah warna.
Titik Akhir Titrasi: Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang tajam pada indikator. Pada titik ini, EDTA telah sepenuhnya bereaksi dengan ion Ca2+ atau Mg2+ dalam sampel air.
Pencatatan Volume Larutan Titrasi yang Digunakan: Catat volume larutan EDTA yang diperlukan untuk mencapai titik akhir titrasi. Volume ini digunakan untuk menghitung konsentrasi ion Ca2+ atau Mg2+ dalam sampel air.
Perhitungan Konsentrasi Ion Ca2+ atau Mg2+:
Konsentrasi ion (Ca2+ atau Mg2+)=Volume EDTA (L) Konsentrasi EDTA (mol/L)Volume sampel air (L)Konsentrasi ion (Ca2+ atau Mg2+)=Volume sampel air (L)Volume EDTA (L) Konsentrasi EDTA (mol/L)
Metode titrasi ini memungkinkan penentuan konsentrasi kesadahan air dengan akurat dan merupakan teknik yang umum digunakan dalam laboratorium kimia analitik. Perlu dicatat bahwa pemilihan indikator dan kondisi percobaan dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat kesadahan air yang diukur.Â