Setelah berakhirnya zaman batu, dimulailah zaman yang baru yaitu zaman logam atau yang disebut dengan zaman perundagian . Zaman logam merupakan periode saat manusia purba praaksara mulai mengenal logam. Selain itu, manusia juga mulai memanfaatkan logam sebagai bahan untuk membuat alat-alat dan perkakas yang dibutuhkan. Meski sudah mengenal logam, manusia purba masih menggunakan batu yang dipadukan dengan logam. Tentunya saja zaman ini memiliki beberapa ciri-ciri, seperti sudah mulai mengetahui dan mempercayai mata angin serta musim, sudah adanya norma untuk mengatur kehidupan, dan juga sudah mulai ada pembagian tugas dalam masyarakat  berdasarkan keahlian. Melalui peninggalan itu juga, kita mengetahui bahwa zaman logam masih dibagi menjadi beberapa zaman, yaitu zaman tembaga, perunggu, dan juga besi, tapi sayangnya Indonesia hanya mengalami zaman perunggu dan zaman besi.
Zaman yang pertama adalah zaman perunggu, perunggu sendiri adalah jenis logam yang berasal dari campuran tembaga dengan timah putih. Pada zaman perunggu ini, masyarakatnya dapat menciptakan 2 macam benda yang memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Seperti benda untuk upacara keagamaan dan untuk keperluan sehari-hari. Salah satu hasil kebudayaan pada zaman ini adalah Nekara Perunggu. Nekara perunggu sendiri merupakan benda semacam genderang besar dengan pinggang pada bagian tengah dan bagian atasnya tertutup. Fungsi dari nekara adalah untuk simbol status sosial dan sarana upacara, baik upacara kematian maupun kesuburan. Selain itu, neraka juga dapat berfungsi untuk memanggil hujan dan memanggil roh leluhur agar dapat turun ke dunia memberikan berkatnya. Hal ini dapat terlihat pada beberapa nekara memiliki hiasan tertentu.
Lalu periode selanjutnya merupakan zaman besi. Pada zaman ini, orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Alat besi yang banyak ditemukan di Indonesia berupa alat keperluan sehari-hari, seperti pisau, sabit, mata kapak, pedang, dan mata tombak.
Dari masa ke masa manusia purba selalu mengalami yang namanya perubahan, dari yang awalnya nomaden menjadi menetap, dari yang hanya memakan hewan besar menjadi memakan hewan kecil dan memasak sendiri, dari yang tidak ada kepercayaan menjadi punya kepercayaan. Apakah perubahan-perubahan tersebut termasuk perkembangan? Bagaimanakah manusia purba bisa terus berkembang jika begitu?
Perubahan-perubahan yang tadi disebutkan bisa termasuk ke dalam perkembangan, manusia purba dapat berkembang karena adanya rintangan atau tantangan yang berbeda-beda pada setiap masa. Seperti pada saat mereka berada di zaman paleolitikum, mereka mulai memakan hewan-hewan kecil karena sumber alam sudah mulai berkurang. Jadi, otak manusia itu di rancang untuk terus berkembang untuk menyelesaikan masalah-masalah.
Kehidupan manusia purba tentunya saja menghasilkan inovasi-inovasi yang kemudian digunakan pada manusia modern seperti punden berundak yang sampai sekarang masih digunakan sebagai tangga dan juga sarkofagus yang merupakan peti atau keranda mayat, yang sampai saat ini masih digunakan.
Sama halnya dengan masa praaksara yang dari masa itu kebudayaannya berkembang ke masa sekarang, tentunya saja masa sekarang akan juga terus berkembang ke masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Admin SMP. (2022, June 14). Periodesasi Zaman Batu di Masa Praaksara. Direktorat SMP. https://ditsmp.kemdikbud.go.id/periodesasi-zaman-batu-di-masa-praaksara/Â Â
Ahmad. (2023, July 16). Zaman Mesolitikum. Zaman Mesolitikum: Peninggalan, Kebudayaan, Kepercayaan, Ciri. https://www.tuliskan.id/zaman-mesolitikum/Â
Ali, N. (2023, February 21). Mengetahui Ciri-Ciri dan Peninggalan Zaman Paleolitikum Secara Lengkap. Good News From Indonesia. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/02/21/mengetahui-peninggalan-zaman-paleolitikum-secara-lengkapÂ
Anwar, I. C. (2021, April 5). Apa Saja Hasil Kebudayaan Sejarah Manusia Purba Zaman Neolitikum? Tirto.ID. https://tirto.id/apa-saja-hasil-kebudayaan-sejarah-manusia-purba-zaman-neolitikum-gbJGÂ