Mohon tunggu...
Rosa Litasari
Rosa Litasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pelatihan Pembuatan Eko-Enzim Sebagai Pupuk Organik Cair di Unit Bank Sampah Sahabat Ibu

8 Oktober 2023   19:12 Diperbarui: 8 Oktober 2023   19:28 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatihan Pembuatan Eko-Enzim di Unit Bank Sampah Sahabat Ibu (Sumber Gambar: Pribadi)

Dalam rangka peningkatan keterampilan sumber daya manusia di unit bank sampah Sahabat Ibu Kabupaten Jember, Tim Program Pengabdian kepada Masyarakat yang terdiri dari Ibu Fatimatuz Zuhro, M.P., Ibu Dwi Sucianingtyas Sukamto, M.P., Ibu Hasni Ummul Hasanah, S.Si., M.P., yang dibantu oleh 2 orang mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Biologi Universitas PGRI Argopuro (UNIPAR) Jember, serta Ibu Sari Wiji Utami, S.P., M.M. dari Politeknik Negeri Banyuwangi, menggelar pelatihan inovatif untuk membantu masyarakat dalam melakukan optimalisasi pengolahan limbah, khususnya pengolahan sampah organik. Pelatihan inovatif tersebut berupa pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) berbahan dasar sampah organik yang prosedur pembuatannya mengacu pada pembuatan eko-enzim. Pelatihan dilaksanakan pada hari Minggu, 17 September 2023 di Perumahan Taman Gading RT 06 RW 40, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember dan diikuti oleh ibu-ibu anggota unit bank sampah Sahabat Ibu.

Menurut keterangan dari Ibu Fatimatuz Zuhro selaku ketua pelaksana program, Pelatihan pembuatan POC tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya pengelolaan sampah organik secara bijaksana, menambah keterampilan dalam membuat POC eko-enzim dan agar dapat menambah penghasilan pada unit bank sampah Sahabat Ibu di kota Jember, karena POC yang diproduksi oleh para peserta akan dikemas dan dijual. Selain itu, sampah organik yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan bau tidak sedap, mengganggu estetika, menjadi media perkembangbiakan mikroba atau vektor penyakit dan hewan pengerat, mengurangi tingkat daur ulang plastik, menghasilkan gas metana dan beresiko menimbulkan ledakan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 

Eko-enzim merupakan larutan hasil fermentasi sampah organik yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan serba guna, antara lain: sebagai pembersih udara, air, dan tanah, pembersih lantai, sabun, hand sanitizer, dan dapat juga dimanfaatkan sebagai Pupuk Organik Cair (POC). Sampah organik yang akan digunakan sebagai eko-enzim harus dalam kondisi segar (tidak busuk), tidak boleh dalam kondisi matang (dimasak), tidak berulat atau berjamur.

Pada pelatihan ini bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan eko-enzim agak berbeda dengan pembuatan eko-enzim pada umumnya, yaitu adanya penambahan EM4, karena eko-enzim di sini ditujukan khusus sebagai POC. Bahan dasar pembuatan POC eko-enzim berupa sampah organik, seperti;  sampah sayuran dan buah-buahan, molase atau gula merah, air mineral, dan EM4. EM4 dalam pembuatan pupuk organik berfungsi mempercepat fermentasi bahan organik sehingga unsur hara yang terkandung akan mudah terserap dan tersedia bagi tanaman. EM4 juga sangat efektif digunakan sebagai pestisida hayati yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan tanaman. Penambahan EM4 juga dapat mempercepat proses pembuatan eko-enzim. Eko-enzim biasanya membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk menjadi matang dan dapat digunakan, tetapi dengan penambahan EM4, eko-enzim dapat matang atau jadi dalam kisaran waktu 2-4 minggu. Sedangkan peralatan yang diperlukan dalam pembuatan eko-enzim, antara lain: toples atau wadah plastik, timbangan, gelas ukur, dan alat pengaduk.

Proses Pembuatan Eko-Enzim (Sumber Gambar: Pribadi)
Proses Pembuatan Eko-Enzim (Sumber Gambar: Pribadi)

Pada proses pembuatan eko-enzim, disarankan wadah yang digunakan memiliki tutup yang lebar dan tidak terbuat dari bahan kaca, karena proses fermentasi yang terjadi saat pembuatan eko-enzim akan menaikkan suhu larutan dan menghasilkan gas yang mengakibatkan larutan meledak dan membuat wadah menjadi pecah atau tutup wadah terlempar keluar. Oleh karena itu, disarankan juga volume larutan eko-enzim yang dibuat maksimal menempati 60% dari wadah yang digunakan. 

Pada pelatihan ini, wadah yang digunakan untuk pembuatan eko-enzim berupa toples plastik dengan ukuran volume 5 liter. Pembuatan eko-enzim diawali dengan menuangkan air mineral sebanyak 10 bagian isi wadah plastik (dalam pelatihan ini digunakan air sebanyak 3 liter). Kemudian, masukkan molase atau gula merah sebanyak 1 bagian (pada pelatihan ini digunakan 300 gram molase), kemudian diaduk sampai larutan menjadi homogen. Setelah itu, tambahkan EM4 sebanyak 45 ml dan aduk kembali. Tahap selanjutnya adalah memasukkan sampah sayuran atau buah-buahan sebanyak 3 bagian ke dalam botol (pada pelatihan ini digunakan 900 gram sampah batang pisang), kemudian  aduk semua bahan hingga rata. Berikutnya, tutuplah toples plastik dengan rapat dan simpan di tempat yang sirkulasi udaranya baik, jauhkan dari wifi, WC, tong sampah, tempat pembakaran sampah, dan bahan-bahan kimia, serta simpanlah di tempat yang tidak terkena matahari secara langsung.

Setelah 7 hari dalam proses penyimpanan, larutan eko-enzim dapat dibuka sebentar untuk membuang gas dan menghindari peledakan larutan. Setelah itu tutup kembali dan biarkan sampai 1 bulan. Kemudian larutan eko-enzim dapat dipanen dengan cara memisahkannya dari ampas sampah organik dengan disaring sehingga muncul cairan berwarna kecoklatan. Larutan eko-enzim yang jadi dicirikan oleh aromanya yang segar khas fermentasi (seperti aroma tape) dan tidak berbau busuk.

Kegiatan pelatihan pembuatan POC eko-enzim tersebut berjalan dengan baik dan lancar. Ibu-ibu peserta pelatihan tampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini tidak berhenti sampai di sini, selanjutnya akan ada beberapa kegiatan pelatihan yang menunjang kontinuitas pelatihan, antara lain: pelatihan pengemasan produk POC eko-enzim hingga pelatihan manajemen pemasaran produk POC eko-enzim. Tim Pelatih berharap agar kegiatan ini benar-benar membawa dampak yang positif bagi upaya peningkatan penghasilan dan kesejahteraan masyarakat, serta dapat menjadi solusi bagi upaya penanganan sampah organik demi terwujudnya lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun