Mohon tunggu...
Rosalita Anggi Suryanto
Rosalita Anggi Suryanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan Fisika Universitas Ahmad Dahlan

Saya seorang mahasiswa PPG yang tertarik dalam bidang edukasi terutama pada topik fisika. Saya senang membaca beberapa buku terkait alam dan mencari sebab dari peristiwa alam.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Optimalisasi Peran Majalah Dinding sebagai Sumber Informasi Terbuka di Sekolah

13 Maret 2023   17:15 Diperbarui: 13 Maret 2023   17:20 859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lingkungan sekolah merupakan salah satu tempat bagi peserta didik untuk menambah literasi dan wawasan mereka. Salah satu bentuk daya dukung sekolah dalam pengembangan literasi peserta didik adalah sarana majalah dinding (mading). Keberadaan mading secara tidak langsung mampu mengajak peserta didik untuk dapat mengeluarkan ide kreatifnya sebagai konten yang ditempelkan di majalah dinding. Mading adalah salah satu bentuk media komunikasi sederhana berisikan artikel, cerita pendek, puisi, karikatur dan karya lainnya yang merupakan buah dari literasi peserta didik. Pemanfaatan media mading dapat mendorong peserta didik untuk meningkatkan literasi menulis, literasi membaca, literasi komunikasi dan bahkan literasi budaya. Hal ini dikarenakan, mading memberikan ruang ekspresi dan kesempatan penuh bagi peserta didik untuk turut aktif dalam kegiatan literasi di sekolah.

Satu hal yang sangat disayangkan dari pengadaan fasilitas mading ini adalah konten mading yang jarang diperbaharui. Hal ini menimbulkan dampak yang besar dimana mading sudah tidak memiliki peran maksimal dalam mendukung literasi peserta didik. Peserta didik tidak akan tertarik untuk membaca konten mading yang sebelumnya pernah mereka baca. Kreativitas peserta didik tidak terbentuk karena mereka tidak memiliki kewajiban yang mendorong mereka untuk mengisi rubrik-rubrik yang ada di mading.

Solusi dalam menghidupkan kembali lingkungan literasi melalui mading adalah menjadikan mading sebagai media terbuka yang menyajikan konten menarik dan terbarukan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan optimalisasi peran majalah dinding adalah sebagai berikut:

  • Pengadaan tim khusus mading

Tim khusus mading dapat terdiri dari guru dan peserta didik. Salah satu guru yang terlibat sebaiknya adalah guru penganpu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Guru Bahasa Indonesia memiliki kompetensi yang sesuai dan memahami komposisi serta konten yang dapat dimuat dalam mading. Selanjutnya tim khusus ini juga perlu mendapat dukungan dari guru mata pelajaran lain sesuai bidangnya untuk memverifikasi konten yang disusun peserta didik, guna mencegah miskonsepsi dan publikasi informasi yang kurang sesuai. Selanjutnya, tim khusus dari peserta didik memiliki peran dalam menyusun konten utama mading, menyortir tulisan atau hasil karya peserta didik lain dan menentukan tema mingguan yang akan diangkat dan dipublikasikan.

  • Aktualisasi mading setiap minggu

Pembaharuan mading setiap minggu dilakukan sebagai upaya pembaharuan konten mading. Informasi yang temuat dalam mading sebaiknya adalah konten yang aktual. Artinya mading harus mampu memberikan berita dan informasi terkini dan berkelanjutan. Melalui aktualisasi mading di sekolah, peserta didik akan terus mendapatkan informasi baru yang menambah literasi dan wawasan mereka. Untuk mempermudah pembaharuan mading, dapat dilakukan penjadwalan setiap kelas untuk menjadi kreator mading. Setiap kelas mendapat kesempatan sekaligus kewajiban untuk mengisi rubrik-rubrik dalam mading yang selanjutnya akan dipublikasi selama satu minggu. Dengan pembiasaan semacam ini, mampu mendorong kreativitas dan literasi peserta didik. Peserta didik akan berlatih mencari dan mambaca informasi yang sedang hangat, kemudian menuliskannya dalam bentuk opini, berita, fakta, fenomena alam dan sebagainya.

  • Penataan rubrik mading

Penataan rubrik mading akan sangat mempengaruhi daya tarik mading untuk dibaca. Penataan mading sebaiknya tidak kaku. Artinya, rubrik tidak harus dipisah dengan kolom lurus dan terbatas seperti koran. Penataan rubrik dapat disesuaikan dengan tema mingguan. Penambahan aksesoris atau hiasan berupa gambar dengan warna-warna yang menarik akan membuat mading lebih hidup dan menarik peserta didik untuk membaca konten yang termuat di dalam mading. Penataan literasi mading ini secara tidak langsung mendukung kreativitas, literasi budaya dan literasi lingkungan dari peserta didik.

Melalui beberapa langkah tersebut, optimalisasi peran majalah dinding sebagai sumber informasi terbuka di sekolah dan upaya meningkatkan literasi peserta didik dapat terwujud dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun