Mohon tunggu...
Rosalina Ren Maholta
Rosalina Ren Maholta Mohon Tunggu... -

love writing so much

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

It was Nightmare Last Night

22 Agustus 2013   13:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:58 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kau tahu? Kemarin aku ingin mati. Karena mimpi terkutuk itu. Entah makhluk apa dan darimana yang menransmisi sinyal ke otakku dan menyuguhkan derita itu padaku. Apa mungkin Tuhan? Benar Tuhan? Bisa jadi. Tuhan mungkin murka padaku malam itu. Memang konyol, aku ingat betul hanya sebab lupa berdoa sebelum ku rapatkan kedua kelopak mataku. Tapi apa hanya karena itu Tuhan murka dan lantas memberiku mimpi buruk tentangmu? Tapi ini terdengar tidak adil atas apa yang telah aku lakukan, taatku, shalatku, doaku selama belasan tahun hidupku.

Pernah dalam suatu kelas guruku memberitahu bahwa Einstein dalam teori relativitasnya menerangkan aliran kehidupan sesungguhnya adalahfuture-->now-->past. Bahwa segala macam sinyal-sinyal yang di transmit kepada kita hari ini adalah apa yang akan terjadi pada kita di masa depan. Hal ini bisa ditafsirkan dengan adanya fenomena mimpi saat kita tidur dan istilah dejavu. Mimpi dan dejavu bisa jadi adalah refleksi kejadian yang akan kita alami dikemudian hari. Bagiku ini cukup bisa diterima. Karena sinyal masa depan, mimpi dan dejavu bekerja di alam bawah sadar kita. Oleh sebab itu masih belum ada yang secara ilmiah dan akurat menerjemahkan maksud dari sebuah mimpi atau dejavu.

Jadi apakah ini firasat? Pertanda? Bahwa itulah yang kini terjadi pada engkau yang berada ribuan mil jauh dariku? Jika iya, aku bisa melihat wajahmu yang kini berubah bajingan dalam bayang-bayang. Kau yang dalam jarak dan diam menghempaskanku begitu saja. Hal ini mungkin masuk akal. Disaat kau memilih wanita itu. Wanita yang bisa jadi wajar untukmu, dibanding aku. Kau tahu? Suatu ketika temanku bercerita tentangmu yang digosipkan menyukainya. Seketika kepercayaan diriku hilang. Bak sutradara yang skenarionya dirampas habis. Skenario yang telah ku tulis dimana engkaulah aktor utamanya. Aku tahu itu hanya gosip dan tak seharusnya aku percaya begitu saja. Beberapa hari setelahnya aku berhasil membebaskan diriku dari rumor sampah itu.

Tapi, mimpi terkutuk itu datang dan kau bersanding dengannya. Dia yang sama. Saat itu kau hanya diam dan menatapku yang berdiri dengan derai airmata. Ingin rasanya aku menyentuh kulit wajahmu yang hangat lalu menamparnya. Namun ragaku kaku, sel-selku beku, otakku tak selaras dengan hati. Aku tetap terjaga dalam keadaan yang sama. Kondisi yang sama. Airmataku terus mengalir dan terasa akan habis. Namun semakin sedikit volumenya, semakin ingin aku menangis lebih kencang dan lebih kencang. Otak dan sel-selku beku tapi tubuhku terbakar. Hatiku terpenjara, teriris hebat bagai diseret diatas hamparan silet.

Sepengecut itukah engkau? Tak berani ungkapkan apa yang dikatakan hatimu? Lebih memilih menyimpannya dan hidup bersama wanita yang menjadi pilihan terakhirmu? Sepengecut itukah engkau? Bahkan di hari terakhir kita bertemu kau tak kunjung tanyakan aku, cintakah aku padamu? Padahal engkau tahu pastihow much I love you.

Kau tahu? Saat aku terjaga, sesak didadaku dan luka mimpi itu terasa begitu nyata. Butuh berjam-jam bagiku untuk kembali tersadar. Ingin rasanya aku langsung menelfonmu, memaki, menangis dan mencurahkan semuanya agar kau tahu dan memberikan jawaban, kepastian dari maksud mimpi itu. Kau tahu? Bagiku kau selalu indah. Kau tak pernah tampak seperti lelaki pengecut dan pengkhianat. Namun akibat mimpi terkutuk itu, diwajahmu kulihat sebersit kecil pengkhianatan, tetapi rasaku masih tetap sama.

Aku benci wanita itu!

Aku tahu itu hanya mimpi. Mimpi terburuk yang pernah aku punya selama 17 belas tahun aku hidup. Aku tahu bahwa aku tak tahu apa-apa dengan maksud dari mimpi ini. Mungkin hanya ulah setan yang sedang jahil ingin melihatku menderita. Tapi, seorang tokoh Al Chemist dalam sebuah cerita memberitahu aku bahwa,life is about signsdan hidup adalah tentang membaca tanda-tanda maka kau akan jadi pemenang dalam hidupmu. Aku yakin bahwa mimpi ini adalah yang disebut dengan 'tanda' tadi. Aku tahu bahwa disaat seseorang diberi 'firasat', 'pertanda' tak berarti mereka selalu dan harus bisa mengerti dan mengubah takdir. Doaku kini semoga itu hanya mimpi sampah dan tak berarti apa-apa bagi masa depanku. Masa depanmu. Kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun