Mohon tunggu...
Rosalin Nabila
Rosalin Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Seorang pembelajar yang tertarik pada industri kreatif dan topik seputar psikologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dampak Cyberbullying Medsos terhadap Tingkat Kepercayaan Diri Mahasiswa dan Pelajar

19 Juni 2022   09:38 Diperbarui: 7 Juli 2022   13:13 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi di era globalisasi telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan kemudahan dalam beraktivitas. Perkembangan teknologi khususnya internet berkembang begitu pesat, mempengaruhi begitu banyak bidang termasuk sektor komunikasi. Era globalisasi membutuhkan komunikasi yang efektif, efisien, multifungsi dan tak terbatas jarak maupun waktu. Akibat tuntutan tersebut, media sosial muncul menjadi salah satu solusi, dimana sekarang ini media sosial merupakan sarana komunikasi yang paling banyak dipakai di seluruh dunia. Definisi media sosial menurut Hayes (2015) merupakan media dengan basis internet dimana pengguna dapat berinteraksi dan mempresentasikan diri, baik pada saat itu maupun di kemudian waktu, dengan masyarakat luas maupun tidak, dengan mendorong user-generated content dan persepsi interaksi dengan orang lain (Primasti et al., 2017). 

Media sosial bertumbuh semakin pesat dan memudahkan para penggunanya untuk saling berbagi informasi serta berkomunikasi satu sama lain dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Media sosial terbesar dan paling banyak digunakan saat ini diantaranya adalah WhatsApp, Facebook, Twitter dan Instagram. Fitur yang disediakan oleh beberapa media sosial tersebut menjadi favorit masyarakat karena mudah dan simpel untuk digunakan. Di kalangan masyarakat Indonesia, pelajar dan mahasiswa yang rata-rata berusia remaja menuju dewasa muda merupakan kelompok yang umum menggunakan media sosial, dikarenakan mereka cenderung lebih aktif mengikuti perkembangan zaman.

Media sosial juga mempunyai pengaruh negatif, terlepas dari manfaatnya yang sangat beragam. Salah satu pengaruhnya yang paling marak terjadi di kalangan remaja adalah cyberbullying. Cyberbullying merupakan istilah yang digunakan pada saat seseorang diperlakukan tidak menyenangkan seperti dihina, diancam, dipermalukan, atau menjadi bulan-bulanan oleh individu lain menggunakan media internet, maupun teknologi digital interaktif (Rahayu et al., n.d., 2013). Cyberbullying atau biasa disebut kekerasan dunia maya mempunyai dampak yang jauh lebih menyakitkan dibanding dengan kekerasan fisik. Cyberbullying dapat bersifat verbal seperti pesan yang disampaikan secara vulgar atau kasar, maupun bersifat non verbal dimana penyampaiannya dikemas dalam bentuk gambar, meme, serta simbol lainnya. Fenomena ini kebanyakan terjadi karena faktor psikologis pada usia tersebut masih dalam masa peralihan.  Usia pelajar dan mahasiswa belum terlalu matang dan masih bersifat labil, yang tentunya mempengaruhi bagaimana cara berpikir serta bersikap. Sedangkan media sosial sendiri merupakan media komunikasi interpersonal yang pemakaiannya bergantung pada sifat dan karakter penggunanya. Sifat labil dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan penggunaan media sosial berupa cyberbullying, baik disadari maupun tidak. Karena itu, tak sedikit pelajar dan mahasiswa yang menjadi korban sekaligus pelaku dari cyberbullying.

Kepercayaan diri merupakan salah satu hasil dari pencarian identitas pada remaja. Hal ini merupakan fase yang rawan dan berpengaruh pada bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain, termasuk komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal dibutuhkan untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, melangsungkan hidup, mendapat kebahagiaan dan menghindarkan dari rasa tegang dan tekanan (Sonia et al., 2020). Kepercayaan diri adalah hal yang sangat penting, karena hal tersebut berkaitan dengan pengembangan diri mulai dari cara menghadapi tantangan, memecahkan masalah, hingga mengambil peluang individu kedepannya. Cyberbullying tentunya mempunyai hubungan pada tingkat kepercayaan diri, karena berkaitan dengan bagaimana remaja dan mahasiswa melakukan komunikasi interpersonal melalui sarana media sosial.

Melalui penjabaran sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa cyberbullying di media sosial dapat membawa pengaruh buruk bagi tingkat kepercayaan diri umumnya terhadap pelajar dan mahasiswa. Pengaruh buruk yang terjadi bisa saja membahayakan diri korban maupun orang disekitar. Pengaruh terhadap diri bisa melalui perubahan sikap menjadi anti sosial, stres, depresi, dan sebagainya. Sifat yang masih labil juga dapat membuat korban cyberbullying usia remaja menjadi lebih sensitif dan agresif, yang mana bisa memicu tindakan kekerasan pada orang disekitar atau malah melakukan bullying yang serupa pada orang lain sebagai tindakan balas dendam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun