Seorang teman menceritakan pada saya, dia pernah mendapat test dari salah satu dosennya. Hanya 3 pertanyaan, kalau saya jadi dia pasti sudah nelangsa sekali. Nilai 100 hanya bertumpu pada 3 pertanyaan, gila sekali bukan?! Katakan iya! karena sesungguhnya validasi itu menyenangkan Salah satu saja, nilainya hanya 66. Tapi mungkin kita harus sepakat dengan pernyataan kepala SD Muhammadiyah Negeri Gantong dalam Laskar Pelangi, saya sudah lupa siapa namanya. Bahwa nilai itu tidak hanya terlihat dari angka-angka. Memang sudah sewajarnya kita protes dengan menteri pendidikan jika masih menilai orang lain dari angka-angka di raportnya. Betapa sistem pendidikan membuat kita kacau dalam berpikir. Siapkan kertas, jawab pertanyaan di bawah ini dengan singkat!
- Sebutkan tiga hal yang paling kamu cintai?
- Apa yang menurutmu paling mahal di dunia ini?
- Bagaimana cara kamu mendapatkan yang termahal itu?
Tiga pertanyaan ini memang sengaja dibuat oleh dosen tersebut untuk melihat kecenderungan depresi seseorang. (sebaiknya kamu pikirkan dulu sebelum mengklik read more tulisan saya ini, untuk mengecek apakah kamu akan terkena depresi suatu hari nanti). Tiga hal yang saya cintai di dunia ini adalah Allah, Keluarga, dan orang-orang yang tulus. Apa yang paling mahal di dunia ini menurut saya adalah ketulusan. Saya bisa memastikan bahwa ketika kamu berada di dunia politik seperti ini – saya baru membicarakan politik kampus, belum soal negara, lagi pula kognisi saya masih prematur kalau berbicara soal negara –  kamu sulit untuk menemukan orang yang hatinya masih pada tempatnya. Berkali-kali saya harus mengumpat pernyataan Machiavelli, tidak ada teman yang abadi atau musuh yang abadi yang ada hanyalah kepentingan yang abadi. Jadi tetaplah harus bersiap ketika yang selama ini saya sandari bahunya, akan pergi dengan cepatnya dan membiarkan kepala saya tersungkur, harus siap membuka pintu selebar-lebarnya untuk yang selama ini berada di seberang. Dan bagaimana cara saya mendapat ketulusan adalah dengan ketulusan juga. Dan saya adalah orang yang berpotensi mengalami depresi. Walaupun pertanyaannya sangat subjektif, tetapi dosen kesehatan jiwa ini sudah memiliki jawaban yang tepat.
- Yang paling harus dicintai di dunia ini adalah Allah, Rasul, dan jihad (kita terjemahkan saja secara harafiah karena konstruksi untuk kata ini sudah sebegitu buruknya, bukannya saya terkena terpaan yang redundant kemudian mengiyakan bahwa jihad itu buruk, tapi kita kembalikan kepada kemurnia kata ini untuk mendapatkan insight yang lebih indah,berjuang dengan sungguh-sungguh). Mengapa? Karena ketiga hal tersebut tidak akan pernah meninggalkan kita, itu penjelasan dari dosen tersebut.
- Yang paling mahal di dunia ini adalah jiwa yang tenang.
- Dan bagaimana mendapatkannya adalah dengan mengingat Allah.
Penjelasan-penjelasan dosen tersebut menurut teman saya ini tidak pernah bisa dielaborasi dengan teori-teori yang ada, tetapi menurut teman saya memang selalu tepat. Misalnya, waktu praktek, dosennya berkata, suruh saja Bunga (bukan nama sebenarnya), salah satu pasien yang mengalami gangguan psikis membaca Al Qur’an, pasti dia tidak akan tahan lama. Itu salah satu ciri, jiwanya sedang sakit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H