Pembelajaran menjadi seorang pemimpin berkiblat kepada pemimpin yang mampu melayani banyak orang. Maka, pemimpin itu akan menjadi pemimpin yang mampu merebut hati banyak orang. Pembelajaran pada modul 3.2 Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya dalam ekosistem sekolah dimulai dipelajari pada tanggal 12 Agustus 2024 dimulai dari diri dengan tujuan pembelajaran yang dicapai adalah mengingat kembali faktor-faktor yang empengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Dilanjutkan dengan ekslorasi diri yang bertujuan yaitu pertama memahami pemikiran Kihajar Dewantara mengenai tujuan dan asas pendidikan. Kedua menganalisis konsep-konsep Kihajar Dewantara berdasarkan pengalaman pembelajaran yang berpihak pada murid. Kemudian dilanjutkan dengan Ruang kolaborasi yang bertujuan menemukenali nilai-nilai luhur kearifan budaya daerh asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekalligus menjadi anggota masyarakat. Tahapan selanjutnya dengan masuk ke tahap demonstrasi kontektual yang mengkaji sebuah video yang mengkaji kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tahapan B-A-G-J-A ( Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan Rencana, Atur eksekusi). Pembelajaran yang diperoleh dengan melakukan aksi nyata pada tanggal 23 Agustus 2024. Akssi Nyata yang dilakukan dengan mengundang yayasan dan manajemen sekolah, orangtua murid sekolah kristen kanaan jenjang SMA dan jenjang SMP, Ruang Guru, guru dan karyawan sekolah kristen kanaan SMP dan SMA, murid bersama sama berkegiatan. Semua komponen sekolah  dengan memberikan layanan konsultasi kepada orangtua mengenai peminatan fakultatif yang difasilitasi RUANG GURU dan Tim SMA terkait fase E dan F bagi orangtua kelas SMA dan SMP serta bagi murid kelas sembilan untuk mengetahui cita-cita mereka dan bagaimana pembelajaran di fase E. Sedangkan untuk murid kelas sepuluh bagaimana mata pelajaran pilihan berdasarkan cita-cita mereka pada fase F. Selanjutnya untuk murid kelas dua belas bagaimana bersaing di universitas negeri dan universitas swasta yang difasilitasi oleh ruang guru. Kendala yang dihadapi dalam melakukan aksi nyata dalam layangan konseling kepada orangtua dan siswa baik di jenjang SMP dan SMA untuk paham kondisi anak dengan dilakukan test yang difasilitasi oleh Ruang guru agar teridentifikasikan secara psikologi kemampuan mereka dengan minat mereka belum ada kendala yang signifikan.
     Pembelajaran dalam Aksinyata yang dilakukan melibatkan aset-aset yang ada di dalam komponen sekolah diantaranya modal manusia pertama potensi guru yang mampu mengidentifikasi minat murid melalui layanan pembelajaran dan konseling serta difasilitasi oleh ruang guru. Kedua potensi murid dalam mewujudkan impian dan cita-cita mereka. Modal Sosial yaitu ruang guru yang memfasilitasi psikotes murid kelas sembilan, sepuluh, sebelas dan dua belas. Modl Fisik berupa banguann sekolah dan laboratorium komputer yang digunakan untuk mendukus tes psikotes secara online. Modal lingkungan dan alam yaitu lingkungan sekitar sekolah yang membuat urid nyaman untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Modal Finansial Dana Bos yang mendukung kegiatan pembelajaran murid dalam sarana dan prasarana yang kesemuanya mensupport pembelajaran. Modal politik kebijakan kepala sekolah yang menggandengan lembaga lain yaitu ruang guru untuk bersinergi mengembangkan cara pandang murid ke depan dan cara pandang orangtua dengan membuka wawasan baru dalam pembelajaran murid dan cita-cita murid. Modal agama dan budaya karakter sopan dan santun murid dalam berkomunikasi dengan semua komponen abiotik sekolah.
     Pelajaran yang diperoleh dalam pembelajaran  pemimpin dalam pengelolaan sumber daya yaitu melihat aset yang ada di dalam ekosiistem sekolah dari setiap komponen akan mampu meningkatkan sumber daya abiotik dan biotik sekolah untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang berfokus pada murid sehingga kualitas pembelajaran yang semakin berkembang dan meningkat melalui paradigma inkuiri tahapan B-A-G-J-A yang berpusat pada aset yang dimiliki.
     Dalam pembelajaran selanjutnya dapat dilakukan pengelolaan sumber daya yang ada sebagai aset untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui kegiatan dan rencana tindak lanjut yang dapat meningkatkan sumber daya murid yang sesuai profil pelajar pancasila dalam setiap elemennya dengan pengelolaan yang tepat maka pemimpin akan semakin mensejahterakan setiap sumber daya yang ada agar murid menjadi lebih mengenal potensi mereka dan bakat mereka dan menjadikan sekolah sebagai rumah yang nyaman dan menyenangkan bagi murid untuk belajar tentang hal-hal yang ingin mereka ketahui sehingga kelak murid menjadi masyarakat yang mampu berkontribusi dalam menyelesaikan masalah di masyarakat ditempat mereka berada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H