Pembelajaran Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin dimulai pada tanggal 29 Juli 2024 yang diawali dengan melakukan pretest hinga 9 Agustus 2024. Capaian umum dalam modul antara lain : pertama mampu melakukan pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan, mampu memahami dan menerapkan prinsip moral dalam melakukan pengambilan keputusan. Kedua mampu menerapkan strategi pengambilan keputusan untuk menghindari adanya isu kode etik kepemimpinan sekolah dan konflik kepentingan.Â
Sedangkan Capaian khusus yang akan dicapai yaitu : Pertama CGP dapat menjelaskan tentang konsep sekolah sebagai institusi pembentukan karakter dan nilai-nilai kebajikan sebagai acuan utama dalam pengambilan keputusan berbasis etika sebagai seorang pemimpin pembelajaran.Â
Kedua CGP dapat melakukan praktik pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin. Ketiga CGP dapat mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun orang lain; CGP menunjukkan  sikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema tersebut. Keempat CGP dapat memilih 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema etika. Kelima CGP dapat menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema etika; CGP bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.Â
Selanjutnya penulis melalukan eksplorasi konsep dengan menganalisis empat paradigma dilema etika yang dapat dikategorikan ke dalam situasi dilema etika antara lain : Pertama individu lawan kelompok, kedua Rasa keadilan lawan rasa kasihan, ketiga Kebenaran lawan kesetiaan, dan keempat jabgka pendek lawan jangka panjang. Materi pembelajaran berikutnya yaitu sembilan langkah Konsep pengambilan dan pengujian keputusan. Pengetahuan materi yang diperoleh penukis dalam eksplorasi konsep dipraktikkan dalam Raung kolaborasi dengan mendapatkan arahan dari fasilitator dan memprakttikan analisis suatu dilema etika yang dipilih dalam kelompok.Â
Kasus yang dipilih dianalisis bagaimana cara mengatasi dengan menghubungkan dilema etika yang terjadi pada kasus yang dipilih dan mempresentasikannya. Dalam mengambil keputusan dalam situasi dilema etika tidak mudah untuk mengambil sebuah kepusan terlebih dilema etika mempertimbangkan benar lawan benar. Berbeda halnya dengan bujukan moral yaitu situasi benar lawan salah.Â
Kemampuan pemimpin mengambil suatu keputusan perlu dilihat dalam berbagai kategori yaitu : dilema etika atau bukukan moral. Setiap situasi dilema etika memerlukan kemampuan komunikasi pemimpin yang baik untuk melihat latar belakang dilema etika ini terjadi dan mengkategorikan dilema ini masuk kedalam kelompok paradigma seperti apa. Keputusan yang terjadi dalam dilema menuntut penulis untuk dapat menghidupi materi yang didapat ke dalam praktik di dalam sekolah.Â
Penguatan materi modul 3.1 ditambahkan dengan dalam elaborasi pemahaman. Selanjutnya penulis belajar dari 2 pemimpin yang ada di sekitar yaitu kepala SMA Kristen Kanaan dan Kepala SMP kristen Kanaan. Penulis mendapatkan keterbukaan pikiran dengan mewawancarai pemimpin besar dalam komunitas sekolah ini. Dalam sesi wawancara penulis menggali bagaimana kedua pemimpin ini mengidentifikasi  apakah situasi yang dihadapi dilema etika dan bujukan moral.Â
Kedua pemimpin menjelaskan bagaimana mengambil keputusan di sekolah dengan prosedur yang dilakukan, langlah-langkah efektif dalam pengambilan keputusan, tantangan dalam pengambilan keputusan, adakah time line atau jadwal dalam pengambilan keputusan, faktor-faktor yang mempermudah untuk membantu pengambilan keputusan, serta pembelajaran yang diambil dalam mengambil keputusan. Penulis kagum dan banyak belajar dengan mengeksplor materi serta praktik langsung dengan kedua pemimpin hebat tersebut.Â
     Perasaan penulis dalam mempelajari Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin senang dan antusias untuk bisa membuat keputusan dalam suatu dilema etika. Walaupun bukan perkara yang mudah untuk membuat suatu keputusan yang pasti akan terdapat kekurangan dan kelebihannya yang pastinya dengan materi yang sudah dipelajari dan belajar melalui pemimpin –pemimpin yang ada, dalam mengambil sebuat keputusan kekurangannya akan diusahan minimal untuk menghasilkan keputusan yang menjadi solusi atas situasi dilema etika yang dihadapi seorang pemimpin.
     Pembelajaran yang saya dapatkan dalam proses ini bahwasannya menjadi pemimpin tidaklah sewenang-wenang dalam mengambil keputusan. Tidak pula tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Selanjutnya menjadi pemimpin perlu mempertingkan situasi yang dihadapi dengan seksama serta prosedur pengambilan keputusan perlu langkah-langkah efektif agar pengambilan keputusan tidak terlalu lama sehingga diperlukan jadwal/time line sehingga situasi dilema etika tidak berkelanjutan tetapi terselesaikan dengan benar. Hal baru yang saya peroleh yaitu pengambilan keputusan perlu diidentifikasikan, apakah termasuk dilema etika atau bujukan moral.Â