Mohon tunggu...
Rosalina Fitrida Pakpahan
Rosalina Fitrida Pakpahan Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA

Guru di daerh jakarta pusat, menyukai menulis terutama dalam bidang pendidikan. Guru SMA swasta di daerah Jakarta Pusat. Mulai mengajar sejak tahun 2006 hingga saat ini. Dunia pendidikan merupakan passion yang selalu diimpikan untuk menciptakan pribadi-pribadi yang tangguh dan berintegritas dengan rasa takut dan hormat akan Tuhan .

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwimingguan Model 4 F (Jumat, 27 Juli 2024)

27 Juli 2024   06:12 Diperbarui: 27 Juli 2024   06:21 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemitraaan sumber gambar : Rosalina Fitrida Pakpahan

         Pembelajaran Modul 2.3 Coaching untuk supervisi akademik yang dimulai pada tanggal 10 Juli 2024 hingga 26 Juli 2024. Pembelajaran yang diawal dirasakan tidak mudah dapat dicerna dengan baik ketika modul 2.3 Coaching untuk supervisi akademik diawali dengan aktivitas pembelajaran mulai dari diri berlanjut eksplorasi konsep. Eksplorasi konsep mempelajari konsep coaching secara umum dan konsep coaching secara dalam konteks pendidikan dilanjutkan paradigma berpikir dan prinsip coaching, konsep inti coachingdan TIRTA sebagai alur percakapan coaching dan berakhir pada pembelajaran supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching. Dalam akhir pembelajaran eksplorasi konsep dilanjutkan dengan ruang kolaborasi yang dipandu oleh fasilitator Bapak Wawan Eko. S, pada kelas 30 calon guru penggerak angkatan 10 untuk berlatih menjadi coach dan coachee secara bergantian dengan percakapan menggunakan alur TIRTA. Percakapan dilakukan dengan mengimplementasikan Kompetensi inti coaching. Selanjutnya kembali dengan mendemostrasikan secara kontekstual kembali dengan tiga rekan CGP secara bergantian untuk berperan menjadi supevisor, coach dan coachee. Tahap berikutnya masuk ke dalam elaborasi pemahaman yang dipandu oleh instruktur oleh Bapak Falidan Ahmad, M.Pd. serta tahap berikutnya melakukan koneksi antar materi dan aksinyata. 

Aksi nyata dilakukan dengan menerapkan coaching dengan rekan sejawat dalam komunitas belajar di sekolah. Hasil aksinyata telah diunggah dalam PMM sebagai bukti karya penulis dalam menerapkan pemimpin pembelajar. Hal baik yang saya pelajari. Pemahaman saya bertumbuh sehingga pembelajaran yang saya hidupi terintegrasi dengan pembelajaran berdiferensiasi baik differensiasi kontent, proses dan produk. Sementara pembelajaran sosial dan emosional diintegrasikan dalam pembelajaran akhirnya membantu murid yang belum mampu memahami pengelolaan kompetensi sosial dan emosional disadarkan untuk dapat memahami perlunya kesadaran diri, managemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Dalam pelaksanaan coaching dengan menggunakan alur TIRTA sudah lebih baik dengan mengaplikasikan kompetensi mendengarkan aktif, menggali pertaanyan berbobot, kehadiran penuh. Dalam menggali hambatan atau tantangan dari coachee untuk menentukan tujuan yang digali, dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang memandu coachee agar menemukan kesulitan yang dihadapi. Selanjutnya identifikasi hambatan yang ditemui yang mana coach akan menggali coachee dalam menemukan akar permasalah. Selanjutnya coach akan hadir penuh dan menemukan kata kunci dari kalimat-kaliamat coach yang mengindikasikan solusi yang ditanyakan oleh coach terhadap coachee serta menanyakan siapa saja yang dapat mensupport solusi dari hambatan atau tantangan yang sebelumnya sudah ditemukan dalam tahap rencana aksi. Selanjutnya dari rencana aksi siapa saja yang akan bertanggung jawab akan rencana tersebut dengan durasi yang disepakati untuk dapat melihat hasil telah dilaksanakan. Tahapan praktik coaching awalnya membituhkan waktu yang lama karna sudah dilakukan sebelumnya sudah lebih baik pertanyaan coach yang diajukan untuk coachee. Dalam praktik Coaching ini saya perlu lebih tenang dan lebih netral dan tidak tergesa-gesa, praktik mindfullnes perlu saya terapkan secara pribadi agar dapat mendengan secara aktif dan berfokus pada coachee yang sedang menjelaskan dalam sharing tentang hambatan atau tantangan yang sedang dihadapi. Perbaikan yang perlu saya lakukan adalah untuk tetap tenang dengan belajar mendengarkan dan berpusat pada coachee yang sedang menjelaskan dan berusaha menemukan kata-kata kunci untuk mengidentifikasi hambatan dan tantangan yang sedang coavhee sampaikan dalam alur cerita. Kemudian melatih kompetensi inti coaching dengan baik di dalam komunitas belajar sekolah dengan selalu berasakan kemitraaan dan kasih persaudaraan serta rasa empati.

          Perasaan yang saya rasakan lega karna dapat menyelesaikan tahap-tahap pembelajaran dengan senang. Walaupun diawal terdapat kekwatiran dan kecemasan akan tetapi setelah menjalaninya dalam setiap proses pembelajaran yang diawal dengan tahapan mulai dari diri hingga aksi nyata dapat dikerjakan dengan baik. Walaupun diperlukan jiwa sebagai pemimpin pembelajar yang selalu ingin belajar dari apa yang baik pasti ada berbagai tantangan yang perlu dipelajari untuk menemukan solusi dari pembelajaran yang telah dilakukan dengan mengupayakan proses belajar yang tepat. 

           Pembelajaran yang saya sapatkan adalah ketika melalukan percakapan coaching diperlukan pemikiran bahwa untuk melakukannya coch perlu menjadi mitra yang duduk sama rasa dan sama pandangan sehingga dapat memahami apa yang dirasakan coachee. Begitupun menjadi Supervisor tidak menjadikan pelaksaan supervisi menjadi sesuatu yang menegangkan dikarenakan supervisor memiliki tinggatan yang tinggi dan percakapan satu arah itu merupakan pandangan yang keliru. Akan tetapi melakukan supervisi akademik ataupun melakukan kegiatan coaching diperlukan pandangan bahwa coachee atau coach atau cupervisor adalh sama -- sama mitra sehingga dapat terjalin percakapan alur TIRTA yang menyenagkan dan dihasilkan komunikasi dan solusi yang efektif dapat diterapkan oleh coachee.

Sesi Coaching sumber gambar : Rosalina Fitrida Pakpahan
Sesi Coaching sumber gambar : Rosalina Fitrida Pakpahan

          Peneraan yang saya dapat lakukan dalam tindakan diantaranya saya ingin mengembangkan kompetensi inti coaching seperti mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan berbobot, kehadiran penuh dalam percakapan-percakapan yang ringan kepada teman sejawat agar bertumbuh kemampuan mempraktikan coaching. Tindakan -tindakan kecil dengan mempraktikan dalam percakapan-percakap di ruang guru dan sesi-sesi istirahat menjadi awal praktik coaching yang baik dikarenakan jam guru yang padata efektifitas waktu diperlukan agar latihan pembelajaran dan aksi dan tindakan yang nyata dapat dipelajari maksimal. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun