Mohon tunggu...
Rosalia Noor Hakim
Rosalia Noor Hakim Mohon Tunggu... Editor - mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Matematika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Matematika Menggunakan Media Kado Pinus

2 Mei 2020   13:06 Diperbarui: 14 Mei 2020   18:53 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kurikulum 2013 revisi menuntut beberapa hal yang mendasar pada setiap pembelajaran di sekolah. Pembelajaran matematika menjadi salah satu hal penting yang dikaitkan dengan IPTEKS. Di sisi lain tuntutan variasi media belajar, terutama media digital membuat sebagian guru selalu berfokus bagaimana belajar matematika dengan ICT. Hingga akhirnya beranggapan belajar di era ini harus menggunakan ICT supaya lebih keren, lebih modern, dan lebih membuat siswa antusias. Bagaimana jika di daerah pedesaan yang masih minim sarana prasarana ICT, dimungkinkan dapat membuat media pembelajaran yang relevan dengan lingkungan mengajar. Namun tidak menutup kemungkinan yang sudah terbiasa menggunakan ICT, sesekali dapat juga menggunakan media konkrit saat pembelajaran, misalnya penggunaan alat peraga.

Menggunakan alat peraga dimungkinkan dapat membantu siswa lebih memahami konsep pembelajaran matematika dan membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien terutama bagi guru yang masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang cenderung monoton dan membosankan bagi siswa dan media ini juga dapat membantu guru yang gaptek. Penulis mencoba menggunakan kartu pinus (Plus Minus) dan kartu domino (kado) sebagai media belajar di kelas. Ide ini terinspirasi dari orang-orang di sekitar rumah yang sering bermain kartu domino. Kartu domino kali ini berisi tentang materi matematika. Pembelajaran matematika dengan permainan kartu pinus dan kartu domino mampu membuat siswa berperan aktif dalam proses belajar dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan serta mengkondisikan siswa untuk memunculkan semangat bersaing secara sehat, bertanggungjawab, berpikir kreatif, dan cepat.

Kartu pinus
Kartu pinus

kartu plus minus ini tersebut berbentuk persegi panjang, dengan warna merah menandakan bilangan positif dan warna biru menandakan bilangan negatif.  Fungsi Alat ini di gunakan, untuk menghitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk membuat "kartu pinus" tersebut antara lain: Gunting, pisau, penggaris, sepidol / pulpen, kertas dengan dua warna. Prinsip Kerja kartu bilangan bulat ini adalah alat bantu untuk menjumlahkan bilangan bulat positif dan negatif, dengan menggunakan alat yang sederhana ini siswa tidak terlalu banyak berfikir akan cepat mendapatkan jawaban. Contoh soal penjumlahan bilangan (-6+8=...) maka kita mempunyai kartu yang tanda negatif di pasangkan dengan kartu yang bertanda positif, kemudian kita hitung yang tidak mempunnyai pasangan satu persatu itulah hasilnya. Setelah kita menggunakan kartu Pinus untuk menjelaskan materi bilangan bulat maka langkah selanjutnya kita akan bermain kartu domino, permainan ini bertujuan agar siswa lebih memahami materinya dan membuat siswa berperan aktif dalam proses belajar serta pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Kartu domino disini bukanlah suatu kartu yang digunakan oleh orang untuk berjudi, melainkan suatu media untuk pembelajaran yang bentuknya dibuat seperti kartu domino untuk menarik minat siswa dalam belajar matematika.  Kartu domino cenderung mengarah kedalam pembelajaran yang bersifat permainan sehingga dapat merangsang keaktifan siswa dalam kegiatan belajar.

 Kartu domino matematika sama halnya dengan bermain domino biasa, alat peraga/permainan ini dapat dilakukan minimal 2 orang. Setelah kartu pertama di lempar, kartu berikutnya akan mengikuti. Namun, jika pada domino sesungguhnya berisi kumpulan atau urutan angka-angka yang diwakili oleh lingkaran-lingkaran berwarna merah. Pada domino matematika ini, kartu tersebut berisi berbagai soal dan jawaban. Pada kartu domino matematika, dibagi menjadi dua bagian yang sama, satu bagian berupa soal dan bagian lainnya merupakan jawaban untuk soal dari kartu lain. Kartu domino digunakan secara berkelompok. 

kartu domino
kartu domino

Dengan demikian, kartu pinus dan kartu domino dapat meningkatkan interaksi satu siswa dengan yang lainnya sehingga bisa menumbuhkan interaksi sosial. Lebih lanjutnya menurut Katmada (2014), mengatakan bahwa tujuan dari permainan tertentu akan mendukung mengajar untuk sekolah dasar dan menengah, sebagai sarana pelengkap belajar yang bisa meningkatkan motivasi siswa dan keterlibatan dengan subjek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun