Mohon tunggu...
Rosalia Dita
Rosalia Dita Mohon Tunggu... karyawan swasta -

hamba adalah sebutir pasir tak kentara yang memohon untuk dijadikan perpanjangan tanganNya sehingga senang melihat orang yang berada di dekatku tertawa, bahagia dan nyaman.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Copy Dirimu, tapi Bukan Dirimu

20 April 2012   03:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:24 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

kulihat lagi dia.
kuamati dia setelah sekelebat mataku memincing dan mengekornya.
hanya dari jauh ku berani melihat.
hanya sampai batas maya yang telah kutetapkan sendiri.

Tuhan...
apakah Kau hadirkan kembali dia?
apakah Kau memberikanku copy dirinya?

lekuk wajah yang sama.
hidung mancung, tidak termasuk hidung besar.
mata elang yang dapat membulat dan berputar-putar, lucu.
warna mata coklat yang menenggelamkan.
pipi yang sedikit cubby.
bibir yang sedikit tipis, tapi sedikit saja.
gigi putih yang berjajar rapi.
kulit sawo matang, sedikit lebih hitam di punggung tangan.
perpaduan yang sungguh sempurna.

gaya rambut yang sama.
pendek, ikal tidak keriting.
selalu tersisir rapi dengan belahan disebelah kiri, walaupun tanpa gell rambut.

tinggi badan yang sama.
sedikit lebih tinggi dariku, walaupun aku pakai high-heels.
besar badannya seperti yang kau inginkan waktu itu, bertambah 7kg.

dia....
copy dirimu...

aku melihatnya lagi.
menatapnya lagi.
mengamatinya lagi.
berharap kalau dia akan berubah menjadi dirimu.
mencoba mencari perbedaana dengan dirimu.

yah...
sekarang aku tahu.
dia hanya copy dirimu, tapi bukan dirimu.
dia berbeda, sungguh berbeda dengan dirimu.

cara duduknya berbeda denganmu.
dia duduk dengan sembarangan, asal saja meletakan bokongnya di kursi itu.
dirimu begitu sopan dan hati-hati saat duduk, seakan kursi yang kau duduki itu bisa merasakan akan beban berat yang sebentar lagi kau tanggung.
kakinya juga sembarangan, asal saja meluruskan kaki seakan tak peduli orang yang akan lewat bisa terjatuh karena kaki itu.
kakimu selalu rapi, didepan kursi.
dalam pikiranmu mungkin memikirkan kemungkinan orang jatuh kalau kakimu menyimpang dari tempatnya.

ketika ujian.
kau pasti mengerjakan soal-soal yang diberikan dengan serius dan teliti.
seakan tak mau mendapatkan nilai jelek akibat sebuah keteledoran dan inefektifnya waktu.
dia sungguh berbeda denganmu.
setelah selesai menjawab semua soal, dia justru tidur.
bukannya meneliti kembali semua jawaban akan soal-soal tersebut, seperti yang biasa kau lakukan itu.

ketika ada presentasi kelas.
dia juga tidur, tak memperhatikan temannya presentasi didepan.
aku tak tahu, apa dia paham akan materi tersebut atau tidak.
mungkin dia paham sebuah materi dengan tidur.
sungguh berbeda dengamu.
kamu begitu antusias saat ada presentasi kelas.
menyimak setiap materi yang dipresentasikan, kau begitu menghargai teman.
mencatat materi yang diberikan dan bertanya saat kau tak memahaminya.
tapi dia justru tertidur, dan tak pernah ada pertanyaan yang keluar dari mulutnya.
saat diminta untuk mejelaskan kembali materi yang telah diberikan, dengan lugas dan jelas kau menerangkan pada kami.
ketika dia menerangkan kembali, kami masih bingung dengan penjelasannya dan harus membuka buku kembali agar benar-benar paham.
cara menjelaskannya juga sedikit terbata-bata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun