Kejadian ini tejadi di Jakarta pada tahun 1988.
“Mama, n itu berapa?” Lia mendongakkan wajahnya.
“N apa?” tanya Mama sambil meneruskan pekerjaannya.
“Nggak tau, cuma disuruh ngisi n = ....” Lia menempelkan ujung pensil di bibirnya, rasanya PR matematika hari ini aneh sekali.
“Coba bawa sini?”
Lia berdiri membawa buku PRnya ke meja seterika Mama. Biasanya kalau ditanya soal matematika Mama bisa menjawab dengan cepat, tapi kali ini Mama melihat soal-soal itu sampai lama sekali. Lalu dibacanya dengan suara pelan, “18 – 7 = n.” Mama berhenti sebentar, mengernyitkan dahi tidak mengerti. “Lha, kok n ya?”
“n itu apa sih Ma?” tanya Lia ketika melihat mamanya berhenti membaca.
“Nggak tau, Mama belum pernah denger.” kata Mama bergumam, lalu meneruskan membaca, “n = ....” muka Mama terlihat lebih serius.
Lia melihat kesulitan di wajah Mama, membuat hatinya begitu cemas. Karena itu berarti pelajaran kelas 2 sudah semakin sulit. kalau Mama yang pintar berhitung saja kesulitan, apakah mungkin Lia bisa?
“Pak guru ngajarinnya gimana?” tanya Mama.