Mohon tunggu...
Rosa Folia
Rosa Folia Mohon Tunggu... Independent Writer -

Bachelor of Arts in International Relations from Universitas Airlangga; Master of Arts in International Relations from Universitas Gadjah Mada. Politics, social, culture, football (not necessarily in that order). [Twitter: @folia_deux] [E-mail: rosafolia20@gmail.com]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Bohong Kalau Hanya Ada Pilihan Jomblo, Nikah Muda, atau Melakukan Dosa

1 September 2016   11:34 Diperbarui: 1 September 2016   14:20 2151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.lennyletter.com

Orang-orang ini sepertinya perlu membaca buku sejarah lagi agar mengenal siapa itu Cut Nyak Dien, Cut Nyak Meutia, atau Martha Christina Tiahahu. Mereka perang melawan penjajah dengan turun langsung memimpin pasukan di medan pertempuran. Banyak wanita modern yang pacaran tapi masih mampu menjaga integritas mereka dan berguna bagi masyarakat. Mereka juga berpacaran sebab mereka punya hak untuk memilih akan menghabiskan hidup dengan pria seperti apa.

Ketiga, karena pria tidak bisa mengontrol syahwat, wanita selalu lemah, dan yang dilakukan selama pacaran adalah melulu soal hubungan badan dimana ini adalah zina, maka menikahlah! Menikahlah walau sekarang kamu baru lulus SMA atau kuliah. Menikahlah meski kamu masih suka marah-marah kalau uang jajanmu kurang. Menikahlah walau kamu masih tidak bisa memutuskan akan jadi apa di hidup ini sebab yang terpenting adalah halalnya hubungan badan. Pokoknya nikah adalah koentji!!!

Propaganda seperti ini menurut saya sangat gila:

sumber: Instagram Gerakan Menikah Muda
sumber: Instagram Gerakan Menikah Muda
Saya merasa penyederhanaan semacam itu sangat menghina, setidaknya, orangtua saya. Mereka menikah di usia yang menurut saya muda, 23 tahun, bukan karena ayah saya tidak mampu menahan nafsu atau ibu saya tidak punya pilihan lain. Mereka menikah dengan melalui proses pacaran sebab ibu saya ingin mereka berdua menyelesaikan kuliah dan mendapat kerja. Mereka menikah karena mereka saling mengasihi dan sudah siap secara fisik, mental serta finansial.

Hasilnya? Mereka mampu membimbing dan menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin. Kedua orangtua saya pun punya karir yang baik berkat pendidikan mereka. Karena kesiapan mental pula pembuatan keputusan tentang pembagian waktu untuk mengurus rumah dan mengembangkan diri bisa diatur. Begitu pula jutaan pasangan suami istri di luar sana – di dunia normal – mereka menikah karena telah melalui berbagai pertimbangan, bukan sekadar urusan isi celana dalam.

Kalaupun perkara syahwat pria dan lemahnya wanita dihilangkan dari persamaan, apakah langsung menjadikan nikah muda sebagai tujuan utama umat manusia, seakan-akan kita tidak sukses kalau tidak menikah? Merayakan pernikahan sebagai hal yang paling menakjubkan mengurangi krusialnya pengembangan diri dan pelayanan masyarakat. Tidak semua orang ingin menjomblo dan memperbaiki diri semata-mata untuk berakhir di pelaminan. Banyak pria dan wanita yang memilih sendiri salah satunya untuk terus belajar dan berkarya demi membuat dunia lebih baik.

Saya cukup khawatir saat ide nikah muda ini disebarluaskan secara sistematis kepada murid-murid sekolah melalui seminar-seminar tanpa diimbangi dengan bimbingan nalar yang baik. Saya tidak bisa bayangkan kalau sejak usia belasan tahun mereka sudah dicekoki gagasan bahwa mereka hidup di dunia dimana pria itu buas, wanita itu lemah, sehingga hanya ada 3 pilihan – jomblo, nikah muda, atau melakukan dosa – dimana ini adalah sebuah kebohongan besar.

Yes. You have many other choices because you are smart, strong and kind. The world is yours to explore.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun