Mohon tunggu...
Idris Rosada
Idris Rosada Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Semangat, Bergerak Optimis.\r\nKerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas, Kerja Tuntas.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berfilsafat

13 Desember 2013   08:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:59 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat ialah upaya menyelidiki hakekat semua yang ada, atau filsafat ialah ilmu tentang prinsip-prinsip yang paling mendasar # upaya rasio untuk mengetahui hakikat semua prinsip yang paling mendasar # Filsafat berbeda dengan Science (ilmu pengetahuan). Science, cukup dengan mempelajari pelbagai gejala alam semesta ini, termasuk tata aturan dan hukum-hukumnya. Sedangkan Filsafat membahas asal-usul alam semesta ini, sebab-sebab kejadiannya dan hakikatnya.

Filsafat terbagi kepada beberapa bagian :
1. Filsafat wujud (ontologi)
2. Filsafat pengetahuan (epistimologi)
3.filsafat nilai (aksiologi)

Ada sebuah prinsip yang dikemukakan dalam Filsafat, yaitu “ prinsip creatio ex ninilo “ yakni bahwa alam tidak mungkin merupakan suatu yang diciptakan dari ketiadaan mutlak. Maka dari itu, setiap permulaan pada hakikatnya adalah perubahan. Oleh karena itu, mesti ada materi pertama yang bersifat azali yang menjadi sebab timbulnya semua exsistensi, dan materi itu adalah air. Dan memang segala yang terbentuk di alam, Allah ciptakan dari air’. Mulai dari bumi sampaikan tubuh kita berasal dari air,dalam artian ada penggabungan dengan substansi yang lain. Dan sungguh 1/3 dari bumi yang kita diami adalah air.

Kemudian, ada lagi yang menyertai filsafat, yaitu sifat-sifat. Dan bahwa yang berbeda-beda itu mesti timbul dari suatu asal yang mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda dengan semua yang ada. Dan bahwasanya asal muasal semua yang ada adalah materi yang tidak terbentuk, tidak berkesudahan dan tidak terbatas. Dan tidak ada sifat yang material maupun immaterial yang mencakup alam kecuali sifat angka (le nombre). Kita tidak dapat membayangkan sesuatu yang
tidak menerima angka. Angka adalah satu-satunya sifat yang dimiliki bersama oleh semua yang ada di alam.

Yang mesti kita lakukan adalah bagaimana kita bisa menggabungkan diri kita dengan angka tersebut. Namun ada yang paling berharga, bukan angka menurut Saya, tapi nilai Sampai ada istilah yang kita sering dengar “ pertaruhan nilai “. Disini terdapat kata pertaruhan, dengan demikian berarti ada sesuatu yang di usahakan dibalik nilai tersebut.

Kita berusaha pasti ada maksud dan tujuan, yang semua itu dilakukan dengan satu kata STARTING (memulai). Sebab, apa yang tidak ada permulaannya, berarti tidak ada pula akhirnya, karena ia tidak berakhir, berarti ia tidak bergerak.* Dengan memulai kita mencoba utuk bergerak. Entah itu di bidang Economi, Social, Politic, Education, Religion. Dan yang paling penting apa tujuan pokok dari actvitas yang kita lakukan ? Dan yang jelas Allah sebagai tujuan akhir.
* pendapat khayali

Untuk mencapai tujuan banyaklah orang bertindak dengan bermacam cara. Ada lewat jalan yang baik, bahkan tak kalah banyak orang yang berbuat nekad menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya itu. Nah kita, tak boleh nekad, tapi harus bertekad dengan usaha tersebut. Cara-cara yang di tempuh itu ada yang lewat rayuan, intimidasi, siksaan, dialog, dan lain sebagainya. Dari semua itu ada yang berbahaya, yaitu metode orang-orang Sofisme. Yaitu suatu
metode yang ditempuh untuk memutar balikan kebenaran oleh mereka yang pandai mengajari manusia melalui perdebatan bohong. Fakta, ternyata banyak orang yang dikelabui oleh omongan-omongan mulut manis berbisa, mereka sebarkan angket-angket agar terciptanya gelombang keragu-raguan di masyarakat (skeptisisme), yang akhirnya masyarakat enggan untuk tahu, sampai dan menjalakankan kebenaran
diatas muka bumi ini.

Namun sebagaimana yang Nabi contohkan adalah dengan jalan “da’wah” . Secara epistimologi, da’wah berasal dari kata da-aa yad’uu, yang artinya mengajak atau menyeru. Menyeru bukan menyuruh,melainkan memberi contoh dan percontohan. Yang sulit dari da’wah itu sendiri adalah melakukan pengisian amunisi. Bagaimana membentuk karakter yang kuat dan hebat, dengan jalan siap ditempa, melaksanakan belajar secara opftimal, efektif dan afisien. Dan pasti minimalist. Pada dasarnya manusia itu pintar” cuman yang sulit, bagaimana mengarahkan orang tersebut kepada jalan yang benar akan kepintaran yang dimilikinya itu. Banyak orang pintar, namun sering keblinger dengan kemampuannya itu. Mereka slalu gunakan kepada kejahatan. Ada contoh yang sering di ungkapkan oleh guru saya, begini : pada tahun 60an, sarjana yang ada di departemen
keuangan hanya ada dua orang, dan alhamdulillah uang Negara aman. Sekarang, berapa banyak sarjana yang ada di departemen keuangan, instansi dan lembaga pemerintahan di Negara kita? Dan apa yang terjadi ?

Dengan fenomena barusan, jelaslah sudah bahwasanya kepintaran tidak bisa menjamin Negara bisa aman. Mengapa? Ada sebuah statement yang sering terdengar dikalangan masyarakat : seharusnya yang diganti itu orangnya bukan aturannya. Lantas dicoba diganti oragnya, tetap saja begitu, bahkan parah akibatnya. Dan yang lainya ada yang mengatakan : Padahal bukan orangnya yang diganti, tapi aturannya. Dicoba, dan ternyata sama halnya.

Dengan contoh diatas barusan mungkin jelas, bahwa kepintaran tidak menjamin keamanan . Dengan da’wah kita diajak bagaimana harus bertindak, bersikaf dan berprilaku. Dikarenakan ada contoh dan percontohan yang dapat dipertanggung jawabkan. Karena ada aturan dan perundangundangan berupa keteapan yang telah di gariskan di dalam Al-qur’an dan sunnah Rasul. Blog.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun