Mohon tunggu...
rosadina yunianti
rosadina yunianti Mohon Tunggu... -

seorang penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku si Hud Hud dan Ratu Ku (II)

25 Oktober 2010   10:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:07 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

hmmm,,, sepertinya aku kali ini harus menulis lagiii. o iya, tentunya yang membaca kisahku ini sudah membaca uraian ku sebelumnya. kisahku bisa dibaca lewat tulisanku yang sebelumnya. aku tidak ingin terlalu lama berbasa basi, karena waktu ku untuk bercerita tidak banyak.

ratuku terkenal dengan kemurahan hatinya. setiap saat ratu ku selalu berdoa kepada yang maha kuasa untuk kesejahteraan negeri kami.  ratu ku selalu memuji tuhan kami dan memanjatkan pujian pujiuan untuk tuhan kami. menurut ku ratu ku tersebut tidak ada tandiangannya. bahkan seorang cleopatra tidak bisa menandingi kecantikan ratu ku. ah, aku tidak pernah berhenti mengaggumi kecantikan ratuku, jadi aku harap yang membaca tulisanku ini tidak akan bosan.

hud hud, apa yang kau lakukan disana? aku terkejut, ternyata ratu yang ku ceritakan kepada yang membaca tulisanku ini sedang memanggilku. hmmm,,,rupanya aku terlalu asik bercerita lewat tulisan ku ini, sehingga tidak menyadari kehadiran beliau. ya ratu ku, maafkan aku karena tidak melihat kedatanganmu. ratu ku tersenyum, tidak apa-apa. apa yang sedang kau lakukan?aku sedang menceritakan kisahmu ini jawab ku. kisah mu? ya aku akan menceritakan kisah ini kepada manusia yang ada di alam lain, bahwasanya kita ada. ratuku tersenyum mendengar perkataanku. ceritakanlah apa yang harus kau ceritakan, karena tidak ada salahnya untuk menceritakan mengenai kerajaan kita, ratuku berkata dengan lemah lembut, tentu saja sesuai dengan ciri khas seorang ratu.

aku hidup, dan tentu saja aku nyata. aku adalah si hud hud. dan aku terus abadi karena aku tidak mengenal yang namanya kematian. aku selalu ada dimuka bumi ini. nama lain ku adalah phoenix. ya itu adalah aku. aku adalah seekor burung yang dianggap sebagai sebuah mitos. tidak, aku bukan mitos, aku nyata. hanya saja untuk melihat ku tidak segampang yang dipikirkan oleh manusia. bagaimana vcara mencariku? akan aku ceritakan karena inilah aku. dan sudah menjadi kewajibanku untuk menuliskan kisah tentangku dan ratu ku.

kami hidup di perbatasan alam ghaib dan juga alam manusia. kami bisa melihat manusia, sedangkan manusia tidak bisa melihat kami. semua yang terjadi di alam ini terkadang aku yang membuatnya, tentu saja aku tidak bisa main main, karena aku mempunyai tanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan. seumur hidupku aku selalu melihat kecantikan ratu ku, selalu menjadi pembicaraan manusia dimuka bumi ini. akan tetapi aku tidak terlalu suka apabila ratuku seakan akan seseorang yang sangat kotor. aku tidak suka ratu ku disebut sebagai tuhan, aku tidak suka apabila manusia menyembah ratu ku, karena ratu ku tidak mau disembah. aku benci manusia yang selalu membawa bawa nama ratuku untuk mensucikan diri mereka. karena pada dasarnya ratu ku tidak seperti yang dibicarakan oleh manusia-manusia dimuka bumi ini. aku sepertinya harus pergi, ada tugas yang harus aku kerjakan, besok aku akan kembali menceritakan kisah lain dari ratuku yang dikenal oleh manusia. aku hanya ingin para manusia mengenal ratu ku dan juga mengenal kehadiran kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun