Mohon tunggu...
Rosa
Rosa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya Mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan S1 di slah satu universitas islam di Jawa Barat. Selain aktif dengan perkuliahan, aktif di berbagai kegiatan organisasi dan kepanitiaan. Saya juga tertarik dalam mempelajari bahasa asing. Saya memiliki kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Prinsip Mutu Edward Deming sebagai Transformasi Pendidikan di Era Merdeka Belajar

31 Maret 2024   22:13 Diperbarui: 31 Maret 2024   22:17 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita tentunya sudah tidak asing dengan pembahasan Manajemen Mutu Terpadu atau sering disebut Total Quality Manajemen (TQM). Berbicara Total Quality Manajemen berarti berbicara soal kualitas suatu produk atau layanan. Total quality management (TQM) adalah metode manajemen organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan yang mereka kelola. Metode TQM ialah salah satu metode yang harus diterapkan di sebuah organisasi maupun lembaga. Dalam hal manajemen, metode ini dapat mencakup seluruh proses dalam sebuah organisasi atau lembaga secara strategis dan menyeluruh. Karena TQM merupkan alat vital dalam batang tubuh organisasi atau lembaga untuk tercapainya Kualitas yang lebih unggul.

Dari awal munculnya teori -- teori Mutu, banyak ilmuan yang mengemukakan teorinya tentang Total Quality Management (TQM). Salah satu tokoh yang banyak disoroti atas teori prinsip -- prinsip mutunya ialah William Edward Deming. Deming  adalah seorang ahli teori bisnis, komposer, ekonom, insinyur industri, konsultan manajemen, ahli statistik, dan penulis asal Amerika Serikat. Dia juga dikenal sebagai bapak gerakan Mutu ( the father of the quality evolution) dan sangat berpengaruh di Jepang pasca-Perang Dunia II, yang dikreditkan dengan merevolusi industri Jepang dan menjadikannya salah satu negara dengan perekonomian paling dominan di dunia. Deming mengemukakan 14 prinsip yang harus dilakukan untuk menghasilkan mutu.

Dalam dunia pendidikan, Manajemen Mutu Terpadu (TQM) adalah sebuah filosofi metodologi tentang perbaikan terus menerus yang dapat digunakan oleh institusi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan baik saat ini maupun masa depan. Dalam praktiknya TQM di lembaga pendidikan harus menempatkan siswa sebagai "klien" atau "stakeholder" terbesar. Oleh karena itu, suara siswa harus dimasukkan ke dalam proses evaluasi dan juga semua keputusan strategis mengenai langkah-langkah organisasi sekolah. hal ini sejalan dengan prinsip deming ialah Adopsi falsafah baru. Sekolah mengadopsi sistem pembelajaran baru untuk memenuhi hak siswa untuk pendidikan yang terbaik. Sekolah juga harus mampu menerima umpan balik dari siswa, daripada menganggap sekolah hanya memiliki wewenang.

Dilihat dari perkembangan pendidikan sekarang yang telah memasuki era merdeka belajar, prinsip penerapan falsafah baru dapat diterapkan di dalamnya. Penerapan falsafah baru dapat digunakan sebagai transformasi pendidikan era saat ini. Paradigma belajar merdeka, yang mengutamakan kebutuhan siswa, menjadi landasan penting untuk perubahan pendidikan. Dengan metode ini, guru dan sekolah dapat menyesuaikan metode pembelajaran mereka sepenuhnya dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Sebuah falsafah baru pasti mendorong sebuah paradigma baru di mana setiap aspek pendidikan sangat penting untuk keberlangsungan pendidikan. Seperti peran seorang guru di era merdeka belajar tidak hanya sebagai yang mentransferilmu saja, namun guru harus bisa menjadi agen perubahan yang memberikan dampak positif bagi siswa dan rekan -- rekannya.

Terdapat banyak relevansi antara prinsip Deming mengenai adopsi falsafah baru dengan program merdeka belajar. Prinsip ini dapat dikembangkan dan dikaji lebih dalam. Dalam merdeka belajar pula, terobosan baru yang diciptakan ialah fasilitas dan metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan revolusi digital pada saat ini. Sekolah dapat memanfaatkan berbagai platform -- platform digital sebagai metode pembelajaran yang mudah di akses oleh para siswa. Disinilah falsafah baru diperlukan. Saat ini akan sangat membosankan bagi siswa jika hanya duduk di kelas dan mendengarkan pengajaran dari guru saja. Guru dapat memanfaatkan perkembangan teknologi digital sebagai bahan ajar untuk pembelajaran di kelas. Guru dapat menciptakan metode pembelajaran yang beragam yang berfokus pada siswa dalam pemahaman materi pembelajaran. Begitulah prinsip adopsi falsafah baru dapat di terapkan dalam merdeka belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun