Mohon tunggu...
Rosa Dismita Etania
Rosa Dismita Etania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Mahasiswa yang sedang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi antar Budaya dan Komunikasi Lintas Budaya, Apakah Sama?

30 Maret 2023   20:54 Diperbarui: 30 Maret 2023   20:57 2450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://mahasiswaindonesia.id/

Sebagai negara dengan populasi terbanyak ke 4 di dunia serta bentuk negara kepulauan yang terdiri atas beberapa pulau membuat Indonesia pula memiliki berbagai keragaman. Keragaman tersebut dapat terlihat dari adanya bahasa yang kita temui, berbeda-beda tiap suku bangsa, etnis, ras, dan budaya yang dipahami. Melalui keberagaman tersebut, cara orang berkomunikasi pun akan berbeda-beda. Jenis komunikasi inilah yang disebut dengan komunikasi antar budaya. Jenis komunikasi ini merupakan salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan masyarakat yang berbeda latar belakang kultur. Lebih jelasnya yaitu ketika masyarakat dari budaya serta gaya hidup berbeda berkomunikasi dan saling mempelajari budaya masing-masing.

Sebagai contoh, dapat kita lihat bagaimana ketika orang Jawa berbicara dengan logat halus dan medhok sedang bercakap-cakap dengan orang batak yang memiliki logat tegas dan keras. Mereka dapat dengan mudahnya berbicara satu sama lain tanpa menginterupsi merupakan salah satu bentuk mereka berkomunikasi antar budaya. Saling berkomunikasi dan memahami bahasa masing-masing sekaligus belajar. Apalagi jika dalam pertemuan tersebut membawa agenda yang penting sehingga perlu ada komunikasi yang baik antar person nya. Namun tidak hanya dengan orang local, setiap harinya kita bertemu dengan orang asing pula. Lalu, dinamakan dengan apakah jenis komunikasi ini?

Ketika berbicara mengenai kultur atau budaya, setiap negara dipastikan memiliki ciri khasnya tersendiri. Hal-hal seperti cara berpakaian, tata cara makan, sikap berdiri, cara menyapa oarng yang lebih tua atau lebih dihormati memiliki budaya atau tradisinya masing-masing. Sebagai contoh kembali, tata cara makan orang Tiongkok dengan Indonesia dapat dibedakan dari alat makan yang sering digunakan. Orang Tiongkok lebih sering menggunakan sumpit sebagai alat makan utama karena tradisi yang masih turun temurun, sementara orang Indonesia akan lebih familiar dengan penggunaan sendok dan garpu sebagai alat makan. Lain lagi dengan cara menyambut tamu untuk sebuah kepentingan. Orang Eropa biasanya akan straightforward pada kepentingan yang akan dibicarakan. Sementara beberapa negara di Asia akan melakukan 'basa-basi' terlebih dahulu sebelum memulai pembicaraan, mungkin dengan minum teh atau makan bersama.

Komunikasi antar negara dengan budaya yang berbeda ini biasa disebut sebagai komunikasi lintas budaya. Aspek ini berfokus pada bagaimana komunikasi itu sendiri sebagai upaya untuk memperkuat hubungan antar bangsa tanpa perlu mengubah dan membentuk kultur baru. Jenis komunikasi ini kebanyakan digunakan dalam pembicaraan dengan orang asing. Namun bukan berarti focus dalam komunikasi ini adalah tentang bahasa, melainkan bagaimana kita memahami dan menghargai budaya dan tradisi yang di miliki oleh negara tersebut. Lalu sebenarnya apa perbedaan yang paling mencolok dari komunikasi antar budaya dan komunikasi lintas budaya selain dengan siapa kita berkomunikasi?

Komunikasi antar budaya akan lebih menekankan pada interaksi antar manusia yang memiliki budaya yang berbeda namun masih ada dalam lingkup satu bangsa, tidak melulu membandingkan karena masih ada dalam bangsa yang sama seperti orang Jawa dengan orang Minang yang masih ada dalam satu negara Indonesia. Sementara komunikasi lintas budaya hanya akan lebih menekankan pada perbandingan kebudayaan negara satu dengan negara lainnya. Hal ini mungkin didasarkan pada mencoloknya perbedaan budaya yang dimiliki antar satu negara dengan negara lainnya.

Meskipun berbeda, namun dua hal ini juga memiliki persamaan. Yang paling jelas menunjukkan sepadannya bentuk komunikasi lintas budaya dan antar budaya adalah memusatkan komunikasi yang dilakukan pada komunikasi antar personal yang didalamnya juga berisi mengenai bagaimana kebudayaan menjadi pokok bahasan utama. Ketika kebudayaan dalam komunikasi antar budaya terletak pada satu bangsa yang sama, kebudayaan dalam komunikasi lintas budaya mengindikasikan pada budaya yang dimiliki oleh negara-negara lain.

Alasan mengapa kita perlu mempelajari komunikasi lintas budaya, selain karena diperlukan, semakin beragamnya budaya asing yang masuk ke Indonesia membuat kita harus mengetahui bagaimana karakteristik yang dimiliki. Tidak hanya asal tahu, namun memahami sekaligus mempelajari. Hal ini dilakukan guna menghindari konflik yang mungkin akan terjadi akibat kesalahpahaman antar personal. Meskipun banyak kendala yang mungkin akan mempersulit dalam memahami budaya lain, seperti perbedaan yang mencolok, misalnya hal yang dilarang maupun tidak dilarang, bahasa yang berbeda, persepsi yang berbeda, sifat personal yang berbeda dan masih banyak lagi. Dalam hal lain, seperti kepentingan bisnis, komunikasi lintas budaya penting dipelajari karena akan mempermudah para pengusaha untuk mengembangkan bisnis yang dimiliki dengan memahami apa yang sudah diamatinya dari negara lain.

Meskipun masih banyak orang berpikir bahwa komunikasi lintas budaya akan sama dengan komunikasi antar budaya, namun pada dasarnya kedua hal ini berbeda. Sama-sama membahas mengenai budaya, namun apabila yang satu masih dalam lingkup bangsa yang sama, lain pula yang satunya. Selain itu tujuan dalam dua komunikasi ini berbeda pula, yang satu focus pada interaksi, lainnya focus pada perbandingan. Melihat ini semua, ketika ada pertanyaan bahwa penting atau tidak keduanya dipelajari, jawabannya sudah dipastikan adalah penting. Dengan mempelajari komunikasi antar budaya, kita akan diperlihatkan pada hal-hal yang berbeda dari suku bangsa kita sendiri. Dan untuk komunikasi lintas budaya, kita lebih akan ditekankan pada budaya yang dimiliki oleh negara lain untuk dipelajari serta bagaimana kita menyikapi hal-hal tersebut.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun