Mohon tunggu...
ROS MIMI
ROS MIMI Mohon Tunggu... -

iNGIN tETAP mANIS..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ranjangku Lebih Panjang

21 Desember 2012   03:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:16 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13560610412053687862

Pkl23.30 mantan menelponku dari Surabaya..
” Hallo mah..aku didiskotik, kamu lagi apain ?”
” Ehmmm… ” Jawabku tak acuh sambil menyomot pisang rebus dari piring, mengupasnya melangkah kedepan jendela.
“Aku nemenin temen.., perempuan loh mah..”
“E..em., gak nanya tuh..”
” Cantik loh mah,he he .. “
” Emm..punggungnyabolong gak ? “
“Ha ha ha . gak lah,mulus ko’ “
“Ya sudah! telanjangi saja semuanya tuh! “
“Ha ha ha ! kamu cemburu ya mah.. O ya, bagaimana ranjangmu malam ini mah..”
” dingin! Kenapa!”.
Aku memasukan bagian ujung pisang rebus kemulut.
“Ah mamah.., kesian he he.. “
“Ehm..tapi aku ada pisang penghangat ko’ dalam kamar.. !”
“Wow.., pisang apa ya mah.., pisang raja kalee..?”
” Pisang tanduk!”
“Oo.. oou..! Awas! loh mah, nanti ditanduk keselek loh! ha ha . Boleh aku kenal dan bicara sebentar saja sama pisangnya mah.”
“Pisang tidak  bisa diajak bicara, ehm juga bukan urusanmu!” Aku memutuskan sambungan karena aku mendengar suara perempuan dari lingkungan yang berisik,menanyakan mantanku bicara dengan siapa.Namun kembali hp ku berbunyi, kututup panggilannya.
Ku habiskan sisa pisang yang kukupas sambil menerawang,mantan suamiku sedang asyik mengobrol bersama wanita cantik tentunya. Ah bahagianya dia, semoga..!
Aku masih menggenggam kulit pisang panjang. Membalikkan badan perlahan, memandang Robby yang masih terlentang diatas ranjang, memejamkan matanya, aku tak tahu apakah ia tertidur. Yang ku tahu dia tadi masih mempertahankan gelora birahinya sa'at kami terputus. Aku lempar kulit pisang kedada bidang telanjang Robby yang lantas membuka mata menengok.
” Kamu tahu aku tak suka ada laki-laki yang bukan suamiku tidur diatas ranjangku..!” geramku.
Robby mengangkat bahu.
“Kau lihat aku tidak tidur kan sayang..? Aku cuma peramkan mata sebentar,memberimu kesempatan bernafas sayang..” Robby tersenyum mengulurkan tangannya.
Aku merengut bengis! ehm..tampan..! tentu aku akan datang padamu, namun kutanggalkan dulu benang-benang sutera ini,kau tampak seperti muak melihatnya sayang...!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun