Gelembung perubahan ini akan terus berkembang dan meluas hingga menyelimuti keseluruhan alam semesta.
Berbicara kepada New Scientist, Peneliti Harvard Anders Andreassen mengatakan: 'Kami ingin memperbaiki semua perkiraan sebelumnya dan mendapatkan tanggal yang tepat (alam semesta kiamat) semampu kami'.
'Sungguh menakjubkan untuk membayangkan gelembung perubahan energi ini, dengan dinding energi negatifnya, yang datang ke arah kita (galaksi-tatasurya-bumi) dengan kecepatan cahaya. Kita tidak akan pernah melihatnya datang. '
Sementara ini mungkin tampak terlalu mengada-ada, kesenjangan dalam Model Standar yang telah berkembang selama ini memang memungkinkan ruang untuk itu terjadi, setidaknya secara matematis.
Namun, seorang ahli percaya bahwa penghancuran alam semesta memiliki kemungkinan yang lebih besar, dimana lubang hitam bisa cukup untuk memicu proses tersebut terjadi.
Lubang Hitam bertindak sebagai sumber gravitasi yang kuat yang mengangkat debu dan gas di sekitar mereka. Tarikan gravitasi kuat dari lubang hitam supermasif dianggap sebagai bintang di orbit galaksi.
Ruth Gregory di Universitas Durham, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, telah menunjukkan bahwa kelengkungan ruang-waktu di sekitar lubang hitam mikroskopis bisa memulai runtuhnya boson Higgs.
Seandainya runtuhnya boson Higgs terjadi, sepertinya kita tidak akan pernah tahu sehingga sampai saatnya kita tahu tapi, pasti sudah terlambat.
Kita dapat mengamati alam semesta hingga jarak sekitar 13,8 miliar tahun cahaya, tetapi satu perhitungan, berdasarkan ekspansi alam semesta sejak Big Bang, menggambarkan alam semesta yang dapat diamati sebagai sebuah bola sekitar sejauh 92 miliar tahun cahaya.