Sistem perkuliahan hybrid merupakan penggabungan kuliah tatap muka dan kuliah daring.Dalam mempersiapkan kondisi hybrid ini, dianjurkan bagi para mahasiswa Unisa Yogyakarta serta para dosen agar selalu tetap menjaga protokol kesehatan baik di luar kampus maupun di dalam kampus dan tentunya sudah mengikuti vaksinasi upaya pencegahan Covid 19 yang masih mewabah di Indonesia. Sejak akhir tahun 2021 kemarin beberapa kampus telah menerapkan perkuliahan hybrid salah satunya adalah Unisa Yogyakarta, dimana dapat kita ketahui dari awal tahun 2020 sejak Covid 19 melanda perkuliahan yang diadakan masih berbasis via online .
Beberapa fakultas di Universitas Aisyiyah Yogyakarta sudah melakukan perkuliahan secara hybrid khususnya bagi fakultas yang berbasis keterampilan praktikum seperti keperawatan dan bidang kesehatan lainnya.Hal ini untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran antara dosen dan mahasiswa.Sebelum dilakukan perkuliahan hybrid ini mahasiswa yang berasal dari luar kota dianjurkan untuk karantina terlebih dahulu selama 14 hari serta pelaksanaan tes antigen dilakukan di dalam kampus, mahasiswa dan dosen melakukan tes antigen satu hari sebelum dilakukannya perkuliahan tatap muka.
Pembelajaran luring ini tentunya sangat berbeda jauh dengan pembelajaran daring, karena interaksi antar mahasiswa dan dosen akan lebih banyak terjalin di pembelajaran luring daripada pembelajaran daring.Dalam pembelajaran daring di Unisa Yogyakarta biasanya dengan menggunakan media seperti zoom, google meet, google classroom, whatsaap grup, Lensa Unisa Yogyakarta dan via youtube.Perkuliahan dengan metode hybrid ini cukup efektif dilakukan dimasa pandemi karena metode ini dapat membantu mahasiswa dari rasa bosan sebab pembelajaran daring selama ini.Mahasiswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran daring dapat termotivasi saat pembelajaran tatap muka terbatas ini dan lebih terbantu dalam proses memahami materi yang diberikan.
Perkuliahan hybrid ini harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin karena dikhawatirkan akan terjadinya kelonjakan angka kasus Covid 19 ditanah air. Dalam hal ini peran mahasiswa Unisa Yogyakarta dan mahasiswa lainnya sangat diandilkan dalam upaya pencegahan Covid 19 ini seperti mahasiswa harus aktif dan kritis dalam mendukung program pemerintah guna mencegah penyebaran Covid-19, juga memberikan pemahaman atau edukasi kepada masyarakat berdasarkan data-data yang disampaikan oleh pemerintah melalui media. Kesadaran di kalangan mahasiswa juga harus tinggi terhadap penyebaran Covid-19 ini. Bentuk kesadaran ini dapat dimulai dari kesadaran terhadap diri sendiri, kemudian dengan mensosialisasikan program pemerintah tentang lima pencegahan Covid-19, yaitu sering mencuci tangan pakai sabun, tetap tinggal di rumah, jaga jarak dan hindari kerumunan, tidak berjabat tangan, dan memakai masker bila sakit atau berada di tempat umum.
Mahasiswa diibaratkan sebagai agen perubahan yang mampu untuk memberitahukan hal-hal penting bagi masyarakat dan mahasiswa sebagai agen kontrol sosial yang berbicara tentang bagaimana mahasiswa harus mampu menempatkan dirinya sebagai kaum tengah yang bisa berada di antara masyarakat dan pemerintah ( sebagai penyambung lidah rakyat ). Selain itu mahasiswa diharapkan agar sama-sama peduli terhadap kasus Covid 19 ini, sehingga nantinya mahasiswa dapat membantu mensosialisakan dampak-dampak apa saja dari Covid 19 dengan menggunakan media digital seperti media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H