Mohon tunggu...
Roro Ayu Fatmawati
Roro Ayu Fatmawati Mohon Tunggu... -

saya adalah anak pertama dari 4 bersaudara, dan saya merupakan anak perempuan satu-satunya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mulai Lunturnya Budaya Tiongkok di Kota Hujan

25 Maret 2014   16:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:30 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13957392011399297822

[caption id="attachment_328443" align="alignleft" width="300" caption="Klenteng Hok Tek Bio Bogor"][/caption]

BOGOR. Di Indonesia, kurang lebih 30% masyarakatnya adalah warga Tionghoa asli China. China adalah salah satu negara maju di Asia. Selain menjadi negara maju, China juga terkenal sebagai negara yang menjunjung tinggi tradisi dan budaya. Salah satu warisan budaya China yang masih tersisa di Bogor adalah Klenteng Hok Tek Bio. Klenteng Hok Tek Bio atau Wihara Dhannagung merupakan klenteng pertama dan tertua di Bogor. Usianya yang sudah kurang lebih 300 tahun tersebut, menjadikanbangunan ini sebagai salah satu cagar budaya yang telah diakui secara resmi oleh pemerintah RI.

Semenjak saat itu, klenteng ini menjadi ramai dikunjungi oleh masyarakat, baik untuk beribadah atau hanya sekedar berkunjung untuk melihat keadaan wihara tersebut. Banyak sekali kegiatanyang dilakukan di klenteng Bio ini, seperti perayaan Tahun Baru Imlek, perayaan Cap Go Meh, perayaan hari besar tanggal 1 dan 19 Januari, 5 April, dan Karnaval Barongsai. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun.

Kegiatan tersebut memiliki tatacara yang berbeda-beda dalam melakukannya. Namun, seiring perkembangan zaman dan teknologi, kebudayaan-kebudayaan tersebut mulai pudar, sebagai contohpenggunaan baju yang serba berwarna merah ketika hari besar dan hari-hari bahagia ( hari pernikahan dan hari kelahiran), sudah mulai langka. Padahal, menurut masyarakat Tionghoa sendiri warna merah tersebut melambangkan suatu kebahagiaan dan kemakmuran. Jika kita cermati, saat ini sudah banyak masyarakat Tionghoa yang menggunakan pakaian-pakaian modern dan tidak berwarna merah pada hari-hari besar maupun hari-hari bahagia, seperti pernikahan dan kelahiran.

Mereka seakan-akan bebas memakai pakaian apa saja yang mereka inginkan. Terlebih lagi, saat ini sudah banyak bermunculan model pakaian yang unik dan trendy di masyarakat. Selain itu, masyarakat Tionghoa juga sudah mulai jarang melakukan upacara pernikahan di wihara atau klenteng, akan tetapi mereka melakukan upacara tersebut di rumah. Ada juga tradisi pemotongan lidah yang dilakukan oleh sebagian warga Tionghoa sebagai bentuk penangkal bala.

Kegiatan ini sebenarnya tidak ada dari dulu, akan tetapi semenjak adanya akulturasi dan glabalisasi di Indonesia, budaya-budaya Tionghoa yang asli dari China tersebut sudah mulai mengalami perubahan. Hal-hal yang tadinya tidak ada menjadi ada, sedangkan hal-hal yang sudah ada malah mereka acuhkan. Hal-hal demikian inilah yang nantinya akan membuat generasi penerusnya menjadi tidak tahu akan budayanya sendiri. Karena jika kita biarkan, tentunya kebudayaan-kebudayaan tersebut akan semakin pudar seiring perkembangan zaman. Oleh karena itu, bagi kalian warna Tionghoa, cintailah budayamu, jaga, dan lestarikanlah!!! (R.A.F)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun