Ramadhan tahun lalu, masih kuat di ingatan kita umat muslim, masjid atau mushola penuh sesak para jamaah menunaikan sholat tarawih berjamaah.
Ramai orang berbondong-bondong mengenakan mukenah dan baju koko berjalan menuju masjid atau mushola, shaf sholat terisi penuh bahkan sampai halaman.
Tetapi kini, itu semua raib ntah kemana, masjid dan mushola ditutup untuk segala macam aktivitas keagamaan.
Orang-orang menunaikan sholat tarawih dirumah masing-masing, semarak ramadhan pun kini hilang, nuansa bulan suci tak terasa nikmat lagi.
Anak-anak dengan keluguan dan kepolosannya bermain penuh ceria di masjid dan mushola menambah semarak suasana ramadhan.
Adzan maghrib berkumandang, makan takjil bersama setelah menahan lapar dan dahaga seharian, kini itu semua tak ada lagi.
Sore hari ramai pedagang musiman, pasar ramadhan menjajakan bermacam pilihan jajanan dan makanan untuk buka puasa yang menggoda selera, kini itupun sudah tak ada lagi.
Menyusuri lorong waktu, teringat momentum kebersamaan dengan teman-teman, buka puasa bersama bareng teman-teman yang hanya bisa dinikmati setahun sekali, pun sudah tak ada lagi.
Menjelang lebaran nanti, dipastikan tak ada lagi ramai orang berbondong-bondong mudik ke kampung halaman.
Setahun sekali merajut tali silaturrahmi, berkumpul dengan keluarga sanak saudara di kampung, kini tak bisa lagi dilakukan.