Mohon tunggu...
Rori Idrus
Rori Idrus Mohon Tunggu... Guru - Pemulung Hikmah

Pemulung hikmah yang berserakan untuk dipungut, dirangkai menjadi sebuah tulisan dan pelajaran kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ramadan Momentum untuk Konsolidasi Rohani

23 April 2020   17:41 Diperbarui: 23 April 2020   17:41 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan bukan hanya disikapi sebatas menunaikan kewajiban berpuasa. Bulan ramadan sekaligus merupakan bulan untuk konsolidasi rohani.

Dalam perjalanan waktu satu tahun, terkadang kita lupa memberikan porsi dan bahkan tidak memposisikan rohani secara seimbang.

Apalagi, dengan kesibukan tugas di lingkungan kerja atau aktivitas bisnis yang sarat dengan persoalan-persoalan lahiriah semata.

Tidak jarang kita terjebak pada persepsi dan bahkan obsesi materialisme yang berlebih-lebihan.

Maka, momentum ramadan ini mari kita jadikan sebagai bulan untuk kita melakukan konsolidasi rohani, momentum untuk meningkatkan kualitas diri.

Momentum ramadan amat tepat untuk penyadaran, pencerahan diri, dan pembaharuan pribadi. Terlebih pada saat Bangsa sedang berupaya keras untuk keluar dari wabah Corona.

Niat, arah, dan perjalanan hidup adalah ibadah, sebagai bentuk ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada Allah SWT sebagai pencipta, penentu takdir, pemelihara, dan dengan keyakinan segalanya akan kembali kepada-Nya.

Setiap memasuki hari esok, harus kita pastikan bahwa kita telah melakukan ibadah amal. Hari ini tentu harus lebih baik dari kemarin, dan hari esok in sya Allah lebih baik dari hari ini.

Sebagai muslim yang baik, mari kita selalu menghadirkan Allah dalam napas, gerak dan tindakan. Karena Allah selalu melihat, meskipun mahluk tidak melihatnya.

Melalui ramadan, kita tanamkan dalam diri sebagai sebuah proses jihad, berupa kemampuan mengendalikan diri dari pemuasan nafsu yang menjerumuskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun