Mohon tunggu...
Rori Idrus
Rori Idrus Mohon Tunggu... Guru - Pemulung Hikmah

Pemulung hikmah yang berserakan untuk dipungut, dirangkai menjadi sebuah tulisan dan pelajaran kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Habis Gelap Terbitlah Terang

21 April 2020   10:25 Diperbarui: 21 April 2020   11:15 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selesai mengikuti salah satu pengajian Tafsir Al-Fatihah yang disampaikan Kyai Sholeh Darat yang dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Demak, seorang gadis usia belasan memberanikan diri menemui sang Kyai.

Ia adalah putri Bupati Jepara, salah seorang wanita  yang kini menjadi pahlawan Nasional karena dianggap telah berjasa memperdayakan perempuan, hingga namanya kini menjadi ikon perjuangan emansipasi wanita di negeri ini.

"Romo Guru yang mulia!" Kartini membuka maksud. "Selama hidup saya, barulah kali ini ananda sempat mengerti makna surat Al-Fatihah, induk al-Qur'an itu. Begitu besar rasa syukur ananda kepada Allah SWT. Namun sayang Romo Guru, ananda tak habis pikir, mengapa selama ini kita belum menerjemahkan Al-Qur'an dalam bahasa Jawa? Bukankah Al-Qur'an merupakan petunjuk bagi segenap manusia?."

Kartini menarik nafas dalam-dalam. Suasana sunyi. Kyai Sholeh Darat tersenyum mendengar pertanyaan gadis yang terkenal kritis itu.

"Teruskan anakku!". Pancing Kyai Sholeh.

"Jadi, hemat saya, orang-orang Jawa seperti saya perlu mengerti dan memahami isi kitab suci itu, terutama melalui jalan yang Romo Guru terangkan dalam pengajian tadi. Apalagi Ramanda saya ikut bersyukur atas minat Ananda mendalami Al-Qur'an".

"Baiklah! Apakah ada pertanyaan lagi, wahai anakku?". Kyai Sholeh masih menangkap gurat kegelisahan pada wajah Kartini.

"Begini Romo Guru. Khusus tentang penerjemahan dan penafsiran Al-Qur'an dalam bahasa Jawa itu, apakah ada syarat-syarat bagi orang yang dianggap cukup sebagai ahli di bidang tersebut?".

"Sungguh, anakku Kartini!. Tidak sedikit bilangannya. Syarat-syaratnya sungguh berat. Antara lain, orangnya harus menguasai Bahasa Arab yang khas dengan Al-Qur'an lengkap dengan nahwu, sharaf, badi', ma'ani, bayan, balaghah, isti'arah, lengkap dengan keilmuan lainnya". Terang Kyai Sholeh Darat sambil tersenyum.

"Tapi Romo Guru sudah ahli dan menguasai ilmu-ilmu itu? Maka sekarang ananda mohon sudi kiranya Romo Guru berkenan segera menulis untuk bangsa kita pada umumnya berupa kitab terjemah dan tafsir Al-Qur'an dalam Bahasa Jawa. Sebab hal itu akan menjadikan mereka memahami bisikan suci dari kitab tuntunan hidup mereka. Dan Romo Guru akan besar sekali jasanya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun