Hari demi hari mengikuti perkembangan penanganan pandemik Corona yang tengah melanda Bangsa ini, sampai hari ini pandemik belum bisa tertangani dan angka kasus positif Corona terus bertambah.
Sejak awal kasus terjadi pada dua maret lalu, pikiran ini berkelana menelusuri kumparan waktu, memotret perjalanan penanganan pandemik Corona, serta memproyeksi kemana arah yang hendak dituju.
Sebagai anak bangsa, ingin rasanya memberikan sumbangan pikiran, kepada negeri yang telah membesarkan diri ini.
Episode demi episode kumparan waktu yang telah berlalu, membuat saya gelisah, bagaimana tidak? Indonesia yang bertanah air luas dan berpenduduk besar.
Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, dan telah memiliki tingkat kemajuan serta pertumbuhan ekonomi yang mengesankan.
Tiba-tiba terjatuh dalam krisis akibat pandemik Corona yang sangat menyakitkan, sejenak saya merenungi, apakah ada yang salah pada negeri ini dalam menangani bencana Corona?
Indonesia yang dinilai memiliki solidaritas, kesetiakawanan yang tinggi, dan kohesi sosial yang relatif kuat, tiba-tiba bangunan sosial semacam itu runtuh, dan tercabik-cabik.
Rasa saling percaya, sikap bersaudara dan saling bantu, berakhir dalam sebuah muara kehidupan bangsa yang seolah kehilangan kepribadian, lemah, terpecah, susah, serta kehilangan visi masa depannya.
Jika Bangsa ini tidak segera memposisikan dirinya secara tepat dan menemukan arah perjalanan menuju kemenangan pertempuran melawan Corona, saya membayangkan masa depan negeri ini sungguh menyeramkan.
IMF memproyeksikan gambaran pertumbuhan ekonomi semua negara di dunia, Indonesia memang masih diproyeksikan tumbuh tetapi hanya 0,5% saja.
Harus diakui, Corona telah melukai ekonomi Indonesia, butuh kerja ekstra pemerintah untuk mengobati luka tersebut, bahkan harus sedari sekarang dipersiapkan.