Mohon tunggu...
Rori Idrus
Rori Idrus Mohon Tunggu... Guru - Pemulung Hikmah

Pemulung hikmah yang berserakan untuk dipungut, dirangkai menjadi sebuah tulisan dan pelajaran kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu Kehidupan Normal

31 Maret 2020   18:54 Diperbarui: 31 Maret 2020   19:30 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto :Dokumentasi Pribadi)

Sudah setengah bulan ini hidup terasa sudah tidak normal seperti biasanya.

Seragam mengajar yang sudah lama tersimpan di lemari karena #dirumahsaja

Sepatu kerja yang baunya selalu kuat diingatan kini sudah mulai terlupakan karena #dirumahsaja

Anak-anak yang sudah mulai jenuh meskipun Ibunya sudah berusaha luar biasa agar mereka tetap senang karena #dirumahsaja

Semenjak pemerintah mengeluarkan aturan bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan tetap dirumah saja demi terjaga sehat lahir dan batin dari infeksi virus Corona maka kami #dirumahsaja

Sebagai mahluk sosial, kami rindu dengan rekan-rekan kerja di sekolah, ngobrol dan bercanda di waktu istirahat, berkumpul sembari menikmati hidangan cemilan dari sekolah, semua itu hilang karena #dirumahsaja

Sebagai guru, kami rindu berbagi ilmu, bercanda tawa dengan murid kami, kami rindu mengangkat tangan kanan kami untuk hormat kepada bendera merah putih saat upacara bendera, semua itu hilang karena #dirumahsaja

Sebagai mahluk sosial, anak-anak mengatakan bahwa mereka rindu dengan teman-teman nya di sekolah, rindu belajar, bercanda, dan bermain bersama teman-temannya, mereka rindu karena mereka #dirumahsaja

Sebagai mahluk sosial, kami rindu ngobrol dan ngopi bareng teman, berbagi cerita tawa pengobat lelah dan penat bekerja. Semua itu hilang karena #dirumahsaja

Sebagai umat muslim, kami sudah merasa khawatir untuk sholat berjamaah di mushola, kami khawatir sholat jum'at di masjid tertular virus Corona, dan kamipun sholat #dirumahsaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun