Setiap peserta didik memiliki kebutuhan, minat, dan gaya belajar yang unik. Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi yang dirancang untuk mengakomodasi perbedaan ini, sehingga semua peserta didik dapat terlibat secara aktif dan efektif dalam proses belajar. Pembelajaran berdiferensiasi berfokus pada empat aspek utama: konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi secara efektif, guru perlu melakukan beberapa langkah strategis. Langkah tersebut adalah:
Pertama, pemetaan kebutuhan peserta didik merupakan hal dasar yang sangat penting. Pemetaan kelas dapat dilakukan melalui asesmen diagnostik (pemahaman bermakna atau pertanyaan pemantik), kuis quizizz, lisan, dll. Berdasarkan hal tersebut, kompetensi peserta didik dapat dilihat dari berbagai macam perspektif dari intelektual, sosial, psikomotorik. Intelektual (pemahaman bermakna) dilihat dari sejauh mana semangat belajar, kemampuan menangkap info, kemampuan berpikir kritis, menguasai praktik, pemaparan, bertanya, atau menjawab, kemampuan linguistik. Sosial yakni komunikasi peserta didik dengan teman, dan lingkungan. Kemudian, psikomotorik dimana keterampilannya bertindak setelah peserta didik menerima pengalaman belajar tertentu. Melalui observasi atau survei, guru dapat mengidentifikasi kemampuan, minat, kesiapan belajar dan modalitas belajar masing-masing peserta didik.
Kedua, dilakukan diferensiasi terhadap konten. Dalam hal ini, terdapat dua jenis diferensiasi konten yang dapat diterapkan, yakni berdasarkan sumber informasi, dan jumlah konten pembelajaran. Sumber informasi yang beragam memungkinkan peserta didik untuk memperoleh perspektif yang lebih luas dan mendalam tentang suatu topik. Dengan mengakses berbagai jenis sumber, seperti buku, artikel, video, atau eksperimen langsung, peserta didik dapat mengembangkan keterampilan kritis dalam menganalisis dan mengevaluasi informasi. Selain itu, sumber yang beragam juga membantu memenuhi kebutuhan belajar yang berbeda-beda, menyesuaikan dengan gaya belajar masing-masing peserta didik, serta mendorong peserta didik untuk lebih mandiri dalam mencari dan mengolah informasi. Hal ini pada akhirnya meningkatkan pemahaman peserta didik dan memperkaya pengalaman belajar. Kemudian, jumlah konten pembelajaran disesuaikan dari masing-masing peserta didik.
Ketiga, implementasi diferensiasi proses. Terdapat empat pembagian keberagaman, yakni instruksi/penugasan yang disesuaikan dengan profil belajar peserta didik. Lalu, strategi pembelajaran dimana perencanaan pembelajaran harus mencakup berbagai pilihan metode dan materi berdasarkan hasil pemetaan tersebut. Pengelompokan peserta didik juga diperlukan; misalnya, mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuan untuk memberikan materi yang sesuai dan mendukung satu sama lain dalam belajar. Selanjutnya, aktivitas pembelajaran yang disesuaikan dengan hasil pemetaan kelas atau profil peserta didik.
Keempat, diferensiasi produk. Keberagaman yang dapat dilakukan adalah pilihan produk akhir, dan penilaian. Dalam hal ini, peserta didik dapat memilih bentuk produk akhir yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan gaya belajar peserta didik, seperti presentasi, esai, proyek kreatif, atau ujian. Penilaian dalam diferensiasi produk menyesuaikan dengan pilihan tersebut, memberikan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk menunjukkan hasil belajar peserta didik dengan cara yang paling sesuai bagi peserta didik, sambil tetap mempertahankan standar akademik yang jelas. Ini membantu meningkatkan motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta memberikan penilaian yang lebih adil dan relevan.
Kelima, diferensiasi lingkungan belajar. Dalam hal ini, tata letak meja dan kursi yang menyesuaikan dengan kebutuhan dalam pembelajaran dapat disusun dalam bentuk kelompok untuk diskusi dan kerja tim, terutama saat menyelesaikan masalah matematika bersama. Meja dapat disusun dalam format individu untuk ujian atau tugas mandiri, pencahayaan ruang memadai, dan suhu yang nyaman juga penting agar peserta didik dapat fokus tanpa merasa tidak nyaman, terutama saat bekerja dalam waktu lama dengan materi yang rumit.
Meskipun banyak manfaat dari pembelajaran berdiferensiasi seperti peningkatan keterlibatan peserta didik dan hasil belajar, ada juga tantangan yang harus dihadapi. Keterbatasan waktu menjadi salah satu kendala utama bagi guru dalam merancang pengalaman belajar yang berbeda untuk setiap peserta didik. Selain itu, tidak semua sekolah memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung metode pengajaran yang beragam. Kesiapan guru juga menjadi faktor penting; pelatihan tambahan mungkin diperlukan agar guru dapat memahami dan menerapkan strategi ini secara efektif.
Secara keseluruhan, "Satu Kelas, Seribu Warna" menyoroti pentingnya pendekatan pengelolaan kelas berdiferensiasi dalam pendidikan modern. Dengan mempertimbangkan keragaman kebutuhan peserta didik dan menerapkan strategi yang tepat, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan efektif. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan tetapi juga mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan di masa depan dengan lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H