Mohon tunggu...
Roqi Stone
Roqi Stone Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pendaki Indonesia, "Hiking or Dirting"?

2 Februari 2018   06:55 Diperbarui: 2 Februari 2018   07:13 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan hiking atau trecking sangat di gemari oleh kalangan remaja dewasa kini, dan tidak hanya remaja saja, tak jarang kepala 3 sampai kepala 4 pun melakukan aktifitas ini, naik gunung sudah menjadi trend anak muda masa kini, entah itu untuk mencari sensasi atau memang untuk menikmati indahnya panorama ciptaan tuhan yang tiada duanya. 

Ada beberapa hel yang menjadi pemicu mengapa kegiatan pecinta alam ini sangat di gandrungi salah satunya adalah film 5CM yang sempat buming di kancah perfilman Indonesia sehingga menciptakan opini bahwa naik gunungitu adalah hal yang mengasikan dan langsung menjadi kegiatan yang di anggap gaul atau lagi musim.

Dengan bermunculanya kelompok kelompok kepencintaan alam di hampir semua instansi entah itu pendidikan ataupun ekonomi ini sudah membuktikan bahwa kegiatan ini sudah benar benar menjadi trend anak muda sama kini, berbagai tempat mulai ter-ekspos, dan mulai dijadikan ladang bisnis oleh pihak pihak tidak bertanggung jawab.

Fenomena yang terjadi saat ini adalah maraknya perusakan alam yang terjadi dimana, ditempat tempat yang menjadi sasaran para pendaki pemula ini untuk membuktikan diri atau untuk kepuasan diri pribadi saja yang malah berdampak pada kerusakan alam, kerusakan kestabilan ekosistem, alhasil pencemaran lingkungan tidak bisa dihindari, tempat tempat yang ter-ekspos pasti lama kelamaan akan rusak oleh banyaknya pendaki liar yang tak tahu adat.

Alam seharusnya di jaga, dilindungi dilestarikan untuk bisa di nikmati keindahanya hingga anak dan cucu kita nanti, bukan malah di eksploitasi dengan ego pribadi, hutan seharusnya menjadi submer kehidupan yang harus dilestarikan bukan malah di tebang pohonya di keruk lahanya untuk dijadikan kawasan baru, jika hutan hutan dan gunung gunung di eksploitasi demi kepentingan pribadi dan ego masing masing maka suatu saat nanti akan tiba saat nya kehancuran bagi seluruh alam dan seisinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun