Para pelajar yang lulus pada tahun 2020 memiliki pengalaman lulus sekolah yang berbeda dengan kakak kelas mereka sebelumnya.Â
Kalau biasanya acara kelulusan ditandai dengan aksi corat-coret seragam sekolah, atau prosesi pelepasan dan wisuda di sebuah gedung pertemuan atau keluar kota, maka untuk kali ini berbeda.Â
Mereka, para pelajar angkatan 2020 terpaksa tidak dapat melakukan ritual kelulusan dan perpisahan karena disebabkan oleh mewabahnya virus Corona yang berdampak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di banyak kota di Indonesia.
Angkatan 2020, yang sejak bulan Januari 2020 sudah melakukan registrasi SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri) dan dengan penuh semangat belajar-bahkan mengikuti Bimbel agar memiliki Nilai Ujian Nasional (UN) yang tinggi dan diterima di PTN, harus sedikit kecewa sejak diumumkannya pemberlakuan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan dibatalkannya Ujian Nasional sebagai akibat sudah masuknya virus Corona di Indonesia pada bulan Maret 2020.
Mendengar pengumuman pemerintah yang membatalkan Ujian Nasional(UN), membuat sebagian pelajar sempat kecewa pada awalnya, karena mereka sudah menyempatkan  diri untuk mengikuti bimbel dengan biaya dan waktu ekstra agar nantinya bisa mempunyai nilai UN yang tinggi.Â
Dengan tidak adanya Ujian Nasional, maka mengikuti Ujian Nasional tidak lagi menjadi syarat kelulusan. Sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan kebudayaan juga telah mengganti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dengan Ujian Sekolah (US), dimana seluruh Prosedur Operasional Standar (SOP) pelaksanaanya diserahkan pada otonomi setiap satuan pendidikan (sekolah).
Setelah adanya covid-19, Kemendikbud menetapkan sedikit perubahan syarat kelulusan yaitu dengan menambahkan Nilai Penugasan dan Nilai Portofolio untuk dirata-ratakan dengan nilai Ujian Sekolah teori atau praktek.Â
Sementara syarat yang lain masih sama dengan tahun lalu, yaitu memiliki nilai sikap spiritual dan sosial minimal baik, telah mengikuti pembelajaran dari semester 1-6 yang dibuktikan dengan nilai raport, serta tingkat kehadiran minimal 90 %.
Angkatan 2020 adalah angkatan Hightech, karena mereka terbiasa dengan pembelajaran daring/online. Mereka harus mengikuti Ujian Sekolah secara online dengan media google classroom atau web e-learning sekolah masing-masing. Walaupun Ujian Sekolah dilakukan di rumah, namun tata tertib ujian tetap diperhatikan.Â
Tiga puluh menit sebelum ujian dimulai, mereka harus sudah mengisi daftar hadir di google form dan mereka tetap menggunakan seragam sekolah serta mengirimkan foto mereka tatkala sedang mengerjakan soal-soal ujian
Angkatan 2020 bukanlah angkatan yang manja. Mereka adalah angkatan yang penuh dengan kemandirian. Bagaimana tidak, mereka harus belajar mandiri di rumah tanpa ada bimbingan guru secara langsung. Merekapun dengan sabar harus tetap dirumah dan tidak pergi kemana-mana.Â