Mohon tunggu...
Ropiyadi ALBA
Ropiyadi ALBA Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik di SMA Putra Bangsa Depok-Jawa Barat dan Mahasiswa Pasca Sarjana Pendidikan MIPA Universitas Indra Prasta Jakarta

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat, membaca dan menulis untuk pengembangan potensi diri dan kebaikan ummat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Merindukan Tayangan Televisi yang Mencerdaskan

29 Januari 2020   22:49 Diperbarui: 6 Februari 2020   21:19 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberadaan televisi sebagai sebuah media hiburan dan informasi acapkali seperti pisau bermata dua. Di satu sisi merupakan sarana yang memiliki manfaat untuk memberikan beragam informasi dan hiburan, namun kadang kala justru menjadi penyebab menurunnya tingkat produktivitas masyarakat karena terlalu lamanya menonton televisi, belum lagi ditambah tayangan - tayangan yang kurang mendidik dan tidak mencerdaskan masyarakat.

Untuk itu diperlukan tayangan televisi yang sesuai dengan karakter budaya dan jati diri bangsa. Karakter budaya dan jati diri bangsa yang dimaksud tidak lepas dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Misi yang diusung oleh setiap tayangan televisi seyogyanya pula harus sesuai dengan tujuan bernegara yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat "...mencerdaskan kehidupan bangsa...". 

Namun sayangnya kalau kita perhatikan, tayangan televisi nasional yang ada kurang mencerminkan nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa yang terkandung di dalam Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Sebagai misal: bagaimana untuk dapat menanamkan nilai-nilai Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa?, kalau durasi tayangan keagamaan hanya sedikit dan itupun pada jam-jam yang bukan prime time sehingga banyak pemirsa yang tidak sempat menyaksikannya.

Contoh lainnya, bagaimana untuk dapat menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial?, justru pemirsa banyak disuguhi oleh tayangan sinetron dan reality show yang mengeksploitasi penderitaan orang lain dan mengumbar kemewahan. Belum lagi tayangan berita yang lebih banyak berupa bad news sehingga sedikit banyaknya berpengaruh pada psikologi massa yang cenderung pesimis dan apatis pada keadaan.

Untuk itu diperlukan sebuah televisi yang lebih mengedepankan tayangan dan acara-acara yang lebih menekankan pada nilai-nilai karakter budaya dan jati diri bangsa. Kadang kita lupa, bahwa kita punya televisi milik negara yang bernama TVRI. Kita masih ingat acara-acara TVRI dahulu sangat kental dengan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Toleransi, Cinta Tanah Air, dan karakter positif lainnya.

Kita juga pernah punya TPI (Televisi Pendidikan Indonesia), yang disaat awal kehadirannya sarat dengan nilai-nilai edukasi dan pencerahan. Namun sayang terkadang nilai profit dan pemenuhan modal tidak bisa dikesampingkan dari keberlangsungan sebuah siaran televisi. Sehingga sering terjadi  nilai-nilai idealisme pada akhirnya harus tergadaikan juga.

Referensi:

https://pakarkomunikasi.com/sejarah-televisi-di-indonesia/amp

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun