Berbicara sejarah kota Jakarta, kurang lengkap kalau hanya memulainya sejak zaman kolonial Portugis atau Belanda. Sejak dahulu, jauh sebelum kedatangan Portugis di Jakarta tahun 1521 dan Belanda (VOC) tahun 1619, di Jakarta sudah ada tata pemerintahan yang modern.
Bahkan dalam buku yang saya kutip:" Babad Tanah Betawi" karangan Drs.H. Ridwan Saidi, dikatakan bahwa di Jakarta sudah berdiri sebuah kerajaan bernama Salakanegara pada tahu 130 M dengan rajanya Dewawarman dan permaisurinya Larasati. Kerajaan Salakanagara eksis selama 233 tahun. Sejak tahun 363 kerajaan Salakanagara berakhir, dan raja Salakanegara terakhir Raja Dewawarman IX menjadi Raja bawahan dari kerajaan Tarumanegara.
Selanjutnya nama Salakanegara diubah menjadi Tanjung Kalapa, yang berlokasi di sekitar Condet. Seiring perkembangan dan dinamika yang terjadi di kerajaan Tarumanegara yang kemudian menjadi Pajajaran, maka kerajaan Tanjung Kalapa diubah namanya menjadi Tanjung Jaya.
Istana Kerajaan Tanjung Jaya diperkirakan berada di Kelurahan Tanjung Barat-Jakarta Selatan. Kerajaan ini merupakan kerajaan bawahan dari kerajaan Pajajaran. Pada tahun 1333, Pajajaran dipimpin oleh Prabu Ragamulya yang mempunyai seorang sepupu bernama Wangsatunggal. Wangsa tunggal inilah yang kemudian mendirikan kerajaan Tanjung Jaya.
Wangsatunggal telah memindahkan pusat kerajaan Tanjung Kalapa dari Condet ke Tanjung Barat, dan mengganti nama Tanjung Kalapa menjadi Tanjung Jaya.
Jalur ekonomi yang digunakan kerajaan Tanjung Jaya tetap menggunakan infrastruktur yang sudah ada sejak zaman kerajaan Tanjung Kalapa. Produksi hasil pertanian Tanjung Jaya  melalui dermaga yang ada di daerah Condet.
Selama hampir 2,5 abad (1333-1579) kerajaan Tanjung Jaya dipimpin oleh: Wangsatunggal,Ratu Mundingkawati, Raja Mental Buwana, Raja Banyak Citra, Raja Cakra Larang, Ratu Kiranawati.
Pada saat Tanjung Jaya dipimpin oleh Raja Cakra Larang, kerajaan Pajajaran berada di bawah pemerintahan Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi menikahkan puteranya Surawisesa dengan Putri Raja Cakra Larang yaitu Kiranawati. Kelak Surawisesa akan menjadi Raja Pajajaran dan Kiranawati menjadi Ratu di Tanjung Jaya.
Ratu Kiranawati dikenal juga dengan Ratu Kebagusan karena kecantikannya. Ia dikenal juga dengan Ratu Jaya karena bertahta di Tanjung Jaya. Saat ini nama Kebagusan menjadi nama sebuah kelurahan di kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sedangkan Ratu Jaya menjadi salah satu nama kelurahan di Depok.
Sumber referensi: Ridwan Saidi: "Babad Tanah Betawi", Gria Media.2002.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H