Mohon tunggu...
NoVote
NoVote Mohon Tunggu... Guru - Mohon maaf jika tak bisa vote balik dan komen
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pahlawan Penyapu Jalan di Tengah Virus Corona

18 Maret 2020   02:43 Diperbarui: 18 Maret 2020   02:53 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Link Satu | Para Penyapu Jalan di Bontoala, Kerja Subuh, Kelar Sebelum ...

Terkait masalah tersebut, bagaimana Paman Kaderi menyikapi harus tetap menyapu jalanan tengah malam. Padahal banyak sampah yang entah orang lain buang. Siapa tau pembuangnya adalah orang yang terlena virus corona.

Enteng saja Paman Kaderi menjawab, "Kalau mau sakit. Saya pasti sudah meninggal. Nyatanya setiap malam saya begadang. Bergelut dengan sampah. Sarang segala macam penyakit. Toh buktinya saya sehat-sehat saja," katanya.

Seperti tak ada ketakutan sama sekali. Raut wajahnya tak menunjukkan ada perubahan. Mungkin saja bagi Paman Kaderi, wabah virus corona adalah hal biasa. Si sakit akan sembuh dan pulih seperti sediakala. Jika Yang Kuasa menyembuhakannya.

Begitulah Paman Kaderi, pahlawan sampah yang bahkan namanya saja tak banyak yang tahu. Sementara kadang orang yang dalam mobil seenaknya membuang sisa makanan dalam kresek lewat jendela mobil. Paman Kaderi sering geleng kepala.

Bagaimana lagi, memang tugas saya. Pagi hari semua harus terlihat bersih kembali. "Saya hanya berdoa, semoga orang-orang kaya yang punya mobil jangan lagi membuang sampah dari dalam mobil. Bukan karena saya tak mau membersihkan. Tapi kesadaran itu harusnya dibuktikan dengan tidak membuang sampah sembarangan." nasihat panjang Paman Kaderi membuat saya manggut-manggut membenarkan.

Tak pernah ada keluh kesah dalam kesehariannya. Ikhlas dengan apa yang diterima. Tak banyak meminta, dengan bekerja sebagai penyapu jalan pun sudah bersyukur. Dengan begitu saya bisa makan dan beramal demi kebersihan kota kita ini. Paman Kaderi menyelesaikan ceritanya

Sambil perjalanan pulang saya merasa alangkah mulianya orang yang telah bekerja menyapu jalan. Tanpa pamrih atas apa yang dikerjakan. Dengan penghasilan pas-pasan selalu bekerja tepat waktu.

Alhamdulillah, selama bekerja katanya tak pernah sakit. Jika sakit siapa yang akan menyapu jalan? Tanya saya sebelum berlalu. "Doakan saja, saya selalu sehat. Agar jalan selalu bersih." Aamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun