Paman Kaderi, orang banyak tak tahu namanya. Yang lalu lalang dan berpapasan dengan Paman Kaderi adalah para penjual sayur dan penjaja ikan keliling. Mereka kerap melihat Paman Kaderi di pinggir jalan. Tugasnya menyapu dan membersihkan sampah di depan jalan Sudimampir, Kalsel.
Pukul 3 dini hari, dari rumah. Rumah Paman Kaderi memang tak jauh dari Pasar. Usia 54 tahun. Â Pekerjaan kontrak lepas. Bekerja berdasarkan panjang jalan yang disapu dan dibersihkan.
Dengan sepatu boot dan sarung tangan dari karet, Paman Kaderi tak sendiri. Bersama sekitar supuluh hingga dua belas orang berbagi tugas.
Membersihkan jalan adalah tugas utama mereka. Sampah yang berserakan dikumpulkan di satu tempat secara bertumpuk dan berkelompok. Setelah terkumpul biasanya pukul setengah lima pagi datang mobil sampah mengangkut hasil sapuan Paman Kaderi dan teman-temannya.
Tidak sampai di situ saja, untuk memasukkan sampah ke dalam mobil bak sampah dilakukan di tempat masing-masing. Jadi setelah menyapu dan menumpuk sampah, kemudian harus menaikan lagi.
Keuntungan lain yang Paman Kaderi dan teman-temannya adalah sampah kemasan minuman dari botol plastik dikumpulkan. Hasil penjualan itulah tambahan bagi Paman Kaderi dan teman-temannya.
Biasanya pengepul barang bekas kemasan botol plastik tersebut datang ke rumah setengah bulan sekali. Lumayan, 150 ribu rupiah rata-rata diterima Paman Kaderi dari hasil menyapu. Sementara upah yang diterima dari pemborong kebersihan jalan, Paman Kaderi tak nau cerita. Cukuplah buat kebutuhan keluarga. Begitu Paman Kaderi bercerita.
Sejak demam berdarah, bukan saja jalan yang menjadi area tempat tugasnya. Lingkungan sekitar trmpat tinggalnya juga disapu dan dibersihkan. Hanya sebagian orang yang tahu kalau Paman Kaderilah yang menyapu dan membersihkan.
"Kalau bukan saya yang mengalah ikut membersihkan lingkungan tempat tinggal saya, siapa lagi yang mau," katanya suatu ketika.
Senyum khas Paman Kaderi sebagai lelaki yang nrimo pandumeng Gusti. Menerima rejeki yang diturunkan dari langit. Asal mau berusaha pasti akan mendapatkan rejekinya. Begitu sering Paman Kaderi sampaikan pada orang-orang yang mengenalnya.
Sejak vorus corona menyebar, Paman Kaderi sangat gusar. "Harusnya merasa sakit jangan ke mana-mana. Jangan menularkan pada orang-orang," kata Paman Kaderi menanggapi wabah vorus corona yang dia tonton di televisi.