Anak biasanya lebih senang mengadu pada ibunya. Oleh karena itu baik ibu maupun bapak harus memiliki kerjasama terbaik demi selamatnya anak dari salah pergaulan.
Kejahatan terjadi karena niat dan kesempatan
Peluang yang ada adalah anak mungkin jadi pelaku dan korban. Oleh karena keduanya sama-sama tidak menguntungkan, maka orang tua juga harus tetap waspada. Anaknya berpeluang jadi pelaku atau korban.
Jangan membiarkan anak berada di luar rumah terlalu lama dianggap satu alternatif mengantisipasi tindak kejahatan yang ada. Baik sebaga korban maupun sebagai pelaku.
Di samping itu peran sekolah sangat vital. Keamanan dan rasa nyaman harus dipriotiraskan. Dengan memasang CCTV di setiap lorong sekolah menjamin warga sekolah merasa terlindungi dari aksi kejahatan dalam bentuk apa pun.
Dengan memberikan penekanan kepada guru untuk tidak sering-sering meninggalkan kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung pun bisa menekan kekerasan yang terjadi dalam kelas. Biasanya pada jam kosong (padahal harusnya ada guru yang mengajar, namun karena alasan tertentu tak bisa berada dalam kelas) aksi perundungan dan kekesaran dari teman-temannya.
Dimulai dengan bercanda, saling balas, kemudian menjadi serius. Apalagi jika dalam kelas tersebut telah terbentuk geng tertentu yang saling menjatuhkan.
Kuncinya tetap saja pendekatan dalam kebersamaan, dari siswa dan guru ketika di sekolah, anak dan orang tua ketika di rumah.
Peran serta masyarakat berupa kepedulian yang terjadi di sekitarnya. Apabila melihat dan menemukan tindak kejahatan baik berupa pelecehan, kekerasan, dan perundungan, kalau tak mampu melerai sendiri bisa dilaporkan segera ke pihak keamanan terdekat atau ketua RT setempat.