Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perempuan (Bukan Xena) dalam Pasungan Ketertindasan

6 Maret 2020   13:41 Diperbarui: 6 Maret 2020   14:42 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Den of Geek Xena: The Warrior Princess Reboot is Dead in Current Form | denofgeek.com

Mengapa sih perempuan tak lepas-lepasnya dari penindasan?
Pada zaman jahiliah, sampai kelahiran anak perempuan dianggap memalukan. Merupakan aib keluarga. Sehingga ketika kelahirannya dirahasiakan dan dikubur hidup-hidup tanpa sempat menikmati kehidupannya.

Di belahan dunia yang lain, pada waktu yang hampir bersamaan. Status perempuan adalah sebagai pelampiasan seksualitas semata.

Di Athena, Solon, seorang anggota parlemen legendaris, dikenang karena telah mendirikan rumah-rumah pelacuran milik negara dengan harga yang diatur. Prostitusi meliputi kedua jenis kelamin berbeda: perempuan dari segala usia dan laki-laki muda menjadi pelacur untuk pelanggan yang didominasi laki-laki. (Wikipedia.org)

Perempuan pada zaman Yunani Kuno seakan hanya dilihat dari fungsi reproduksinya, dan tidak dianggap sebagai seorang manusia yang utuh. Para lelaki hanya membutuhkan perempuan sebagai 'alat' untuk mendapatkan penerus, dan penerus itulah (terutama anak laki-laki) yang akan mendapatkan perhatian yang layak. (Fimela.com)

Menurut JBoulder - Budaya manusia lebih banyak mendikte perempuan tinggal di rumah dan laki-laki bekerja di luar. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa jutaan tahun lalu pola kehidupan perempuan dan laki-laki justru terbalik, karena perempuanlah yang lebih banyak berada di luar tempat tinggal mereka. (Tekno.tempo.co, 2/6/2011)

Sejarah para rasul dan nabi menceritakan bahwa ternyata perempuan begitu dimuliakan. Bagaimana ketika Firaun yang mampu dipengaruhi oleh Siti Asiah dalam proses terselamatkannya Nabi Musa.

Kimberly Key, dalam artikelnya menyebutkan bahwa laki-laki takut kehilangan otoritasnya saat perempuan melakukan protes. Perempuan yang memiliki kesadaran bisa mengetahui bahwa haknya sebagai manusia diinjak, seperti ketidakadilan gender, perbedaan upah minimum, hak reproduksi, dan berbagai hal lainnya.

Sederhananya, laki-laki takut perempuan akan memperlakukan mereka seperti laki-laki memperlakukan perempuan, dengan tidak adil.(Tirto.id, 27/3/2017)

Coba saja jika semua perempuan jadi Xena, tokoh Warrior Princess dalam film seri Amerika Serikat yang ditayangkan dari tahun 1995 hingga 2001. Pastilah ketidakadilan yang terjadi pada perempuan segera dapat diberangus.

Dengan pedang di tangan, menumpas ketidak adilan dan angkara murka. Apa kabar kamu laki-laki?

Kita semua kaum laki-laki, disadari atau tidak, ternyata di samping kelemahan secara fisik yang dimiliki perempuan sungguh banyak sekali keistimewaan yang mereka miliki. Dilihat dari ketelitian, sebagian basar perempuan lebih teliti dari laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun