Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Akan Menulis tentang Senja, Hujan, dan Kopi

1 Maret 2020   10:47 Diperbarui: 1 Maret 2020   11:43 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suara.com Hari Kopi Sedunia, Ini Fakta Menarik Tren Minum Kopi di Indonesia

Aku Akan Menulis tentang Senja, Hujan, dan Kopi

Tahukah kamu?
Kita dilahirkan dari mana?
Seribu jawaban sesuai versi mereka
Masing-masing menganggap paling benar apa yang dikatakannya. Sesuai teori yabg didapat. Dari guru-guru hebat. Saling debat hingga kiamat.

Tahukah kamu?
Mengapa senja selalu dipuja?
Seribu jawaban versi mereka
Masing-masing menggangap paling dahsyat. Antara keindahan dan akhir sebuah kehidupan. Mahluk malam memulai perjalanan. Beda antara keterangan dan kegelapan. Garis tipis kebaikan dan kajahatan.

Tahukah kamu?
Mengapa kopi selalu jadi bahan puisi?
Dinikmati kala bersedih hati. Di mana konspirasi mencari tempat sembunyi. Makna kehidupan dalam secangkir pekatnya kopi.

Tahukah kamu?
Mengapa selalu hujan lambang berkah yang datang?
Pelepas dahaga seluruh alam. Tak bisa diminta dan diperjuangkan. Datang tak dapat ditahan. Pergi tak pernah dapa dipaguti. Kepasrahan tanda ketidakberdayaan.

Lalu mengapa senja, kopi dan hujan kau permasalahkan?
Filsafat mentah?
Siapa yang salah? Ilmu pengetahuankah? Atau nalar lenyap karena ponggah.

Ketahuilah, seperti halnya kelahiran dengan berjuta alasan. Seperti senja, datang setiap hari menyapa. Seperti hujan, ketakutan dan harapan. Seperti juga kopi, sejuta rasa bagi yang menikmati. Apa yang tersisa lagi, ketika kebiri mulai menjadi dinding inspirasi?

Aku tak bermaksud mengajari. Karena hingga saat ini aku masih kesulitan mencari diksi untuk sebuah puisi.

Tanah Bumbu, 1 Maret 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun