Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Secangkir Kopi dan Cerita yang Mengikuti

26 Februari 2020   09:06 Diperbarui: 26 Februari 2020   09:09 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berapa orang sih sebenarnya di dunia ini penyuka kopi sebagai pembuka sarapan pagi?

Beberapa tahun yang lalu saya pernah berkunjung ke Pontianak. Mulanya terheran-heran, sepanjang jalan besar kota di pontianak banyak ruko-ruko berjejer menjadi kedai kopi. Sementara di Banjarmasin tempat tinggal saya, kedai kopi hanya ada di warung tenda. Itu pun tak sebanyak yang ada di Pontianak.

Satu hal yang paling istimewa di sana, kopi yang disajikan adalah kopi bubuk asli. Kata penjualnya, mereka memilih kopi sendiri, menyangrai sendiri, juga nenggiling kopi sendiri. Dan memang benar, cita rasa kopi yang disajikan sungguh nikmat. Dengan harga Rp 5.000 satu gelas sudah mampu menikmati rasa kopi asli yang benar-benar nikmat.

Beberapa hari di Pontianak setiap pagi pasti mengunjungi kedai kopi. Saking inginnya tetap menikmati, malah lebih dari sekali sehari. Kadang siang, sore, juga malam masih ingin duduk menikmati kopi asli. Hingga saat ini kopi kedai di Pontianak masih memiliki kenangan tersendiri di hati saya.  

Berbeda dengan warung kopi yang ada di Banjarmasin. Kopi yang dijual rata-rata kopi sasetan. Pun, hanya disedu dengan air panas dari termos. Rasanya, akh daripada tidak minum kopi.

Kebiasaan ninum kopi mungkin juga jadi candu, seperti halnya rokok. Dan kopi memang dua sejoli dengan rokok. Para perokok rata-rata meminum kopi.

Setelah kepulangan saya dari Pontianak hingga saat ini cara olahan kopi seperti kedai kopi di Pontianak tetap saya praktikkan di rumah. Dan berasa meminum kopi di rumah, sama seperti meminum kopi kedai di Pntianak.

Berbeda halnya dengan kedai makanan atau restoran, mereka memiliki resep rahasia agar cita rasa masakannya memiliki ciri khas tersendiri. Resep masakan tersebut menjadi rahasia turun temurun yang tak boleh diketahui orang lain. Bahkan oleh karyawannya sendiri.

Kalau restoran memiliki resep masakan rahasia demi kelanggengan usaha mereka, maka kedai kopi sungguh tak memiliki rahasia yang disembunyikan. Mulai dari pemilihan bahan, pengolahan, hingga penyeduhan tak satu pun yang menjadi rahasia.

Baik kedai kopi maupun kafe yang menyediakan kopi sebagai produk andalan mereka memperlihatkan bagaimana jenis kopi yang dijual, bagaimana mengolah dan menyajikan kepada pelanggan. Sehingga siapa pun yanh ingin menggeluti udaha kedai kopi dapat mengikuti olahan kopi yang nikmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun