Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Computational Thinking Masuk dalam Kurikulum, Guru Harus Siap

20 Februari 2020   10:53 Diperbarui: 20 Februari 2020   10:51 2745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan menonton berbagai tayangan youtube yang ada berkaitan dengan sampah sedotan plastik peserta didik mampu mendefinisikan bagian-bagiannya serta memahami bagian dan prosesnya secara sederhana bagaimana pemanfaatan sampah sedotan plastik dan ini merupakan proses bernama dekomposisi dalam pemikiran komputasi.

Setelah itu peserta didik diminta untuk turun ke lapangan dan praktik mengumpulkan sampah sedot minuman plastik kemudian membuat rancang bangun sebuah karya. Mereka kemudian diajak mengembangkan rancangannya berdasar ide masing-masing. Apa pun bentuknya.

Selanjutnya dalam Computational Thinking adalah berpikir dengan algoritma dimana kita berpikir dengan mengurutkan langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah agar menjadi logis. Peserta didik diminta untuk mencatat urutan langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah hingga sampai pada menentukan produk apa yang akan dibuat.

Setelah selesai proses pembelajaran tentang permasalahan bekas sedot muniman plastik tersebut tergambar dengan jelas bagaimana peserta didik memulai dengan mencari informasi bahwa plastik takkan terurai dalam waktu lama. Peserta didik diajak berpikir bagaimana pemanfaatanya, dan bagaimana menciptakan produk dari sampah sedot minuman plastik.

Walaupun sangat sederhana, namun pembelajaran berbasis Computational Thinking sudah mengajarkan kepada peserta didik bagaimana belajar sesungguhnya.

Terlepas dari semua itu, keterampilan dan inovasi guru sangat dibutuhkan dalam menggali sebanyak mungkin informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Kalau peserta didik dipaksa untuk berpikir Computational Thinking maka guru pun harus lebih menguasai ketimbang peserta didik. Semoga.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun