Mohon tunggu...
Surobledhek
Surobledhek Mohon Tunggu... Guru - Cukup ini saja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Memberi tak harap kembali

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kamu Dicurhatin, Bagaimana Sebaiknya?

5 Februari 2020   17:50 Diperbarui: 5 Februari 2020   17:51 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkait soal pantas tidaknya seseorang curhat lewat media sosial, baik berupa unggahan cerita atau status di linimasanya masih perlu dicermati lebih lanjut. Kriteria pantas yang dimaksud seperti apa?

Jika yang dimaksud pantas adalah tidak membicarakan orang lain dalam curhatannya terkait membuat malu, menyinggung, atau tidak merugikan orang lain maka bisa saja disebut pantas.

Kalau ukuran pantas adalah sebaiknya menyembunyikan rahasia kehidupan kita agar tidak menjadi konsumsi publik, maka curhat lewat media sosial dan dibaca oleh publik mungkin saja diabggap tidak pantas.

Coba saja ketika kita sedang mengalami masalah, lalu kita curhatkan lewat media sosial. Kemudian setelah beberapa hari kita baca lagi curhatan itu, apakah malu atau menyesal? Ketika kondisi kita normal, mungkin akan malu. Kadang malah berteriak, "Oh My God! Kenapa yang beginian aku ceritakan sih!"

Bentuk penyesalan inilah akhirnya curhat di media sosial dianggap kurang pantas. Dari mana penilaiannya? Perasaan menyesal terjadi karena telah melakukan kesalahan. Dan kesalahan berbanding lurus dengan pelanggaran kesopanan.

Di samping curhatan di media sosial tak sedikit juga orang yang curhat kepada teman, sahabat, keluarga, dan kadang ke orang yang tak dikenalnya. Pokoknya curhat saja. Bagi yang maniak curhat memang begitu kelakuannya. Segala gerutu terlontar saja di tempat terbuka. Kepada siapa saja curhat disampaikan.

Kalau kemudian kamu dicurhatin, sebaiknya bagaimana?

1. Jadi Pendengar yang Baik

Orang curhat kepada kita kadang hanya ingin kita dengar keluh kesahnya. Maka sebagai teman yang baik yang dipercaya untuk jadi teman curhat sebaiknya juga jadi pendengar yang baik.

Kadang yang terjadi malah sebaliknya. Curhat dibalas curhat. Hahaha... Ributlah jadinya. Lucunya lagi kadang masalah yang jadi topik curhat sama.

Tak jarang akhirnya pada kesempatan curhat dengan teman yang lain yang dicurhatkan adalah kejengkelannya karena dia telah curhat malah dicurhatin soal yang sama. Demikian juga teman yang dicurhatin. Jadilah lingkaran curhat.

2. Berusaha Menyimpan Rahasia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun