Menanggapi tulisankompasiana “LPI Sebagai Anak Dibunuh PSSI, Demi ISL Sang Anak Emas” oleh saudara Manly Villa,disana penulis memberikan perumpamaan layaknya seorang anak yg di bunuh bapaknya demi kepentingan anak yg lain.
Saya coba mengurutkan sedikit sejarah tentang kompetisi kedua liga tersebut.” Liga Indonesia atau disingkat Ligina adalah kompetisi sepak bola antarklub di Indonesia. Liga Indonesia diselenggarakan pertama kali pada tahun 1994 dan merupakan penggabungan dari 2 kompetisi sebelumnya, Liga Sepak Bola Utama (Galatama) dan Perserikatan. Liga Indonesia berada di bawah naungan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).”di kutip dari wikipedia.
Dari perserikatan dan galatama kemudian digabungkan menjadi LIGINA pada tahun 94,pada 2008 namanya diubah menjadi Liga Super Indonesia dibawah sponsor PT.Djarum Super,untuk menjadi kompetisi bertaraf profesional para peserta liga diharuskan agar bisa mandiri dan terlepas dari dana APBD.
Entah kapan tepatnya waktu resmi LPI/IPL berdiri yg pastinya LPI itu sendiri berdiri diluar jalur PSSI pada waktu itu.jadi kalu diperumpakan anak,LPI itu bukan anak,dan jika mengaku anak dy bukan anak kandung ( karena anak kandung adalah hasil pembuahan dari bapak(PSSI),apa IPL anak dari istri selingkuh dengan Arif di parangtritis atau istri siri??hehehehehe I don’t know!).
IPL pada waktu itu berhasil menarik beberapa klub kontestan LSI,seperti PSM,PERSEBAYA,PERSEMA Malang,dan kemudian membuat klub2 kloning seperti Persija,Arema dll (isi sendiri).
Pada pergantian ketua umum PSSI dari Nurdin ke Djohar,Djohar memilih “melegalkan LPI”.keputusan blunder tersebut menjadikan persepakbolaan tanah air menjadi makin carut-marut.perpecahan di tubuh PSSI tak terelakan. Kondisi tersebut memberi dampak pada prestasi timnas yg anjlok.
Di tulisan “LPI Sebagai Anak Dibunuh PSSI, Demi ISL Sang Anak Emas” penulis berpendapat PSSI secara sengaja mematikan LPI,hasil kongres maret 2013 dimana penulis menjadikan itu sebagai landasan ,dengan jelas tertulis PENYATUAN LIGA PADA TAHUN 2014.masyarakat juga bisa menilai kemampuan masing2 badan pengurus kedua liga tersebut yg mana yg layak disebut profesional dan berhasil.
“LPI dan ISL bukan dijalankan oleh PSSI tapi dijalankan oleh PT.Liga Indonesia (LI) untuk ISL dan PT.Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS)untuk LPI.dimana mereka kemudian yg akan bertanggung jawab kepada PSSI.”
Banyak klub2 semenjana pengikut kompetisi IPL yg bangkrut dan pemainnya terlantar karna pihak LPIS tidak bertanggung jawab,kompensasi yg seharusnya di terima klub pun belum di bayar.
Saya jadi bingung sebenarnya apa keinginan pak Manly merasa adanya pihak yg seperti teraniaya.Mungkin kurang puas dalam hasil pemilihan wakil Indonesia di AFC yg hanya diwakilkan klub dari ISL?
Menurut pendapat saya:
1.LPI pada akhirnya tidak ada klub yg keluar sebagaijuara.
2.LPIS dinyatakan gagal dalam menjalankan Liga.
3.pemilihan wakil Indonesia di ambil dari liga yg berjalan dengan baik.
4.pertandingan playoff di tujukan untuk mendapatkan klub yg akan masuk proses verifikasi pada penggabungan liga.
NB:
- Tidak ada Liga Profesional di negara manapun yg ada 2 dengan tingkatan sejajar....ini kompetisi,, bukan anak dan bapak..yg terbaik yg dipilih.
- Pada musim 2009–10 AFC menobatkan Liga Super Indonesia adalah liga terbaik peringkat ke-8 se-Asia, dan liga terbaik se-Asia Tenggara. Pada tahun 2011
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Liga_Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Liga_Primer_Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Liga_Super_Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H