Ili menunduk. Wajahnya terarah pada gambar segi empat yang baru selesai dibuatnya. Hatinya riang. Sekarang ia dapat menjelaskan secara mudah hal rumit yang selalu ditanyakan Iin saat mereka duduk berdiskusi. Ili menggambar dua garis lurus lagi untuk membagi gambar segi empat itu atas tiga bagian, tepatnya tiga susunan. Bagian paling atas dia beri nama masyarakat atas. Bagian tengah ia beri nama masyarakat menengah. Bagian paling bawah ia beri nama masyarakat bawah.
"Iin.....ayo, kesini, "panggil Ili pada sang kekasih yang sejak tadi sibuk memindahkan chanel TV.
"Ada apa to?, " Iin mendekat.
"Ini lho....daripada kamui sibuk nonton kemacetan akibat libur panjang....aku terangkan konsep dasarnya, "suara Ili mantap.
"Konsep dasar.....Ala....kamu itu lho.....sok hebat aja. Konsep. Konsep apa to?," Iin tertawa mendekat.
Ili tersenyum ke arah sang kekasih. Diangkatnya gambar segi empat bersusun tiga itu. 'Nih....lihat."
Ili menaruh kembali gambar tersebut di atas meja dan menarik satu garis diagonal yang memotong bidang ketiga segi empat itu. Garis itu melintang dari pojok kanan atas segi empat ke pojok kiri bawah segi empat. Ia lalu menulis dengan spidol berwarna merah. Adil, adalah kata yang ditulis di dasar kotak. Makmur adalah kata kedua yang tertulis di tengah kotak. Sejahtera adalah kata yang tertulis di bagian puncak kotak."
Iin memandang Ili penuh kaguim. "Eh.....hebat. Aku paham maksudmu. Tapi kamu bisa mengatakannya agar aku mengkonfirmasi pemahamanku pada gambarmu."
Ili mengangkat kertas. Penuh semangat. Ia mulai menerangkan dengan suara penuh keyakinan. " Ini gambar diagaram kebijakan negara. Ketiga susunan tingkatan segi empat ini menggambarkan tiga lapisan sosial Indonesia. Lapisan sosial bawah. Lapisan sosial tengah. Dan lapisan sosial Atas."
"Kamu menulisnya masyarakat, bukan lapisan sosial, "Iin menyanggah.
"Sama saja," Ili bertahan.