Mohon tunggu...
Rooy Salamony
Rooy Salamony Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya pelayan masyarakat rooy-salamony.blogg.spot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemilu 2014 di TPS 49 dan 50 Cilandak Timur

10 April 2014   01:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:51 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan umum anggota legislatif tahun 2014, tanggal 9 April 2014 yang berlangsung di TPS 49 dan 50 kelurahan Cilandak Timur Jakarta Selatan berjalan aman dan damai. Kedua TPS yang terletak di dalam kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Cilandak Jakarta Selatan ini telah dibuka pada pukul 07.00 pagi hari.

Para pemilih yang  umumnya adalah warga kampus datang dan memberikan suara mereka. Hingga menjelang pukul 13.00 siang hari, para pemilih masih terus berdatang dan menggunakan hak mereka dalam pesta demokrasi lima tahunan ini.

13970426041285575008
13970426041285575008

Meskipun panitia menyediakan kursi yang cukup nyaman sebagai tempat duduk, pemilih lebih suka duduk di tembok-tembok pendek kelas yang biasa digunakan mahasiswa beristirahat saat rehat kelas.

Mengintip calon

Semua pemilih yang datang ke TPS menyempatkan waktu untuk menatap lima poster besar yang dipampang pada pintu masing-masing TPS. Kelima poster itu berisi empat gambar. Gambar pertama adalah petunjuk pelaksanaan pemberian suara. Poster kedua berisi gambar calon anggota DPD Provinsi DKI Jakarta. Poster ketiga, keempat dan kelima berisi gambar para calon anggota legislatif nasional dan daerah.

"Pilih siapa?,"begitu komentar rata-rata pemilih yang baru tiba kepada mereka yang sudah berdiri beberapa saat menatap poster-poster itu.

"Pilih siapa ya?,"jawab yang ditanya.

Perasaan para pemilih hampir selalu sama. Tidak ada orang yang mereka kenal. Fakta jauhnya jarak antara konstituen dan calon dalam pemilu ternyata juga dirasakan oleh masyarakat kampus yang sehari-hari bergelut dengan jutaan gelombang informasi serta bertumpuk literatur politik.

Jarak ini makin diperlebar oleh kartu suara yang bersifat "tertentu". Hanya para calon yang ada pada lingkup daerah pemilihan yang gambarnya tertera pada tanda gambar. Artinya, jika saya mengenal Yulia Perez, tetapi ia tidak masuk sebagai calon anggota legislatif wilayah Jakarta selatan, maka saya tidak akan menemukan gambarnya dan namanya pada kartu suara di TPS manapun di Jakarta Selatan.

Para pengintip poster umumnya adalah pemilih pemula. Mereka memandang poster berkali-kali. Tidak jelas apa yang dipikirkan. Para pemilih dewasa tidak memberikan banyak perhatian pada poster. Ada perbedaan mendasar antara poster yang tertera di pintu masuk TPS dengan kartu suara yang digunakan pemilih dalam pemilu. Jika di poster tertera foto dan nama calon dibawah gambar masing-masing partai, maka di kartu suara hanya terdapat nama calon di bawah gambar partai.

Melaksanakan Hak secara Sah

Para pemilih yang telah memiliki surat panggilan bergerak ke meja panitia, menyerahkan surat panggilan untuk diganti dengan kartu suara. Selanjutnya, para pemilih menuju ke bilik suara, mencoblos calon yang mereka pilih. Pemilu 2014 menggunakan sistem kombinasi antara memilih tanda gambar dan memilih wakil.

Jika pemilih mengetahui seorang calon maka ia akan mencoblos calon tersebut di kartu suara. Tetapi jika ia tidak yakin, ia dapat memilih tanda gambar partai. Partai yang akan kemudian mendistribusikan suara kepada para wakil yang namanya tertera pada kartu suara.

Setelah mencoblos, para pemilih menuju kotak suara, memasukan kartu suara ke masing-masing kotak. Kartu suara DPR RI dimasukan ke dalam kotak suara DPR RI. Demikian pula kartu suara DPRD dan DPD. Petugas memandu para pemilih untuk memastikan bahwa kartu suara dimasukan ke kotak dengan benar.

Setelah memasukan kartu suara, pemilih bergerak ke meja terakhir, mencelupkan salah satu jarinya sebagai tanda telah selesai menggunakan hak pilihnya, selanjutnya berjalan keluar TPS. Pemilih rata-rata tidak mengikuti acara penghitungan suara yang digelar pada pukul 13.00 siang hari.

Hingga petang hari ini, hasil hitung cepat yang diitayangkan di stasiun televisi SCTV menunjukan PDIP ada di urutan teratas partai pemenang pemilu dengan 19,23%, disusul Golkar dengan 14,83%, dan Gerindra dengan 11,88%. Demokraat selaku partai penguasa ada di urutan keempat dengan 9,69% suara.

Di stasiun RCTI, tiga besar ditempati oleh PDI-P dengan 18,80%, Golkar dengan 14,72% suara dan Gerindara dengan 11,76%.

Di stasiun kompas TV tiga besar diduduki oleh partai yang sama. PDI-P memperoleh 19,19% suara, Golkar memperoleh 14,82% suara dan Gerindra memperoleh 11,84% suara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun