Mohon tunggu...
Rooy Salamony
Rooy Salamony Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Saya pelayan masyarakat rooy-salamony.blogg.spot.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Idea Pemerintahan Desa yang Baik

26 Januari 2015   22:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:20 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintahan desa yang baik. Adakah? Jika ada, seperti apakah ia? Pertanyaan tentang adanya pemerintahan desa yang baik adalah pertanyaan tentang ada. Dalam laman phylosophy: an overview, disebutkan bahwa pertanyaan tentang ada merupakan satu dari delapan pertanyaan kuno yang tidak pernah terpecahkan. Why is there something rather than nothing?

Kehadiran manusia di alam semesta menguatkan anggapan bahwa pertanyaan tentang sesuatu yang ada lebih bermakna daripada pertanyaan tentang sesuatu yang tidak ada. Demikian halnya dengan pertanyaan pembuka diskusi ini. Adakah pemerintahan desa yang baik?

Doktrin Tentang Idea

Ajaran, atau lebih tepat doktrin, Platon tentang Idea lebih akrab bagi kalangan akademisi dengan sebutan teori tentang idea. Apa yang disebut sebagai teori tentang idea merupakan roh dari semua karya dialog Platon. Teori ini tidak ditemukan secara eksplisit dalam dialog-dialog Platon, namun lebih dirasa sebagai sesuatu yang melekat dalam karyanya.

Dalam “surat ke tujuh”, sebuah karya yang dialamatkan kepada Platon sebagai penulisnya, teori tentang idea dapat ditemukan. “Surat ke tujuh” berisi pembelaan Platon atas aktivitasnya selama ia berada di Sicilia.

Platon menulis :

“Bagi segala sesuatu terdapat tiga hal yang penting jika kita mendekatinya sebagai pengetahuan. Pertama, adalah nama. Kedua, sebuah definisi. Ketiga, suatu gambar imaji.” (342a)”

Apabila ketiga hal di atas terpenuhi maka kita akan mencapai pengetahuan tentang sesuatu. Jadi faktor penting keempat adalah pengetahuan itu sendiri. Mengikuti teori di atas, kita akan menggunakan contoh Platon untuk lingkaran dalam melihat “pemerintahan desa yang baik.”

Jika sesorang bicara tentang pemerintahan desa yang baik, maka ada 3 langkah menuju pengetahuan tentang hal itu.

Pertama, adanya nama “pemerintahan desa yang baik”. Nama ini akan membedakan antara pemerintahan desa yang baik dengan hal lain yang bukan pemerintahan desa yang baik.

Kedua, definisi. Diperlukan definisi tentang pemerintahan desa yang baik yang berisi gabungan kata benda dan kata kerja. Semisal, pemerintahan desa yang baik adalah pemerintahan desa yang melayani masyarakatnya.

Ketiga, gambar atau profil atau model pemerintahan desa yang baik. Melalui gambar, profil atau model, sebuah pemerintahan desa yang baik dapat diketahui berbeda dari bukan pemerintahan desa yang baik.

Karena ketiga unsur dasar ini, pengetahuan tentang pemerintahan desa yang baik diperoleh. Namun menarik apabila diingat bahwa pemerintahan desa yang baik merupakan gambar yang dibentuk oleh bermacam-macam ide tentang kata itu sendiri.



Bagi Platon, pemerintahan yang baik adalah model pemerintahan aristokrasi dimana kaum cerdik bijak berkuasa sebagai filsuf raja (the philosopher king). Bagi Aristoteles, pemerintahan yang baik adalah model dimana terdapat sedikit orang yang memerintah namun mendasarkan tujuannya pada kesejahteraan banyak orang. Pemerintahan yang baik bagi Immanuel Kant lain lagi. Bagi Kant, pemerintahan haruslah sebuah model republik konstitusional. Suatu pemerintahan yang berasal dari keterwakilan rakyat yang bekerja sesuai aturan hukum.

Jadi apakah pemerintahan yang baik itu? Persis disini, dijumpai unsur kelima dari pengetahuan: idea.

Idea, dalam pandangan Platon adalah realitas terdalam dari segala sesuatu. Ia dalah subjek tak terpredikat. Subjek tertinggi. Subjek yang tunggal dan utuh. Sementara pemerintahan yang baik dijumpai pada empat unsur sebelumnya (nama, definisi, gambar dan pengetahuan) adalah subjek yang menempati tempat predikat. Subjek yang menempati tempat predikat adalah subjek yang memiliki predikat seperti pemerintahan yang baik yang dipimpin filsuf raja, pemerintahan yang baik yang bekerja untuk kepentingan orang banyak, dan pemerintahan yang baik karena bekerja berlandaskan hukum.

Subjek tertinggi dari pemerintahan yang baik adalah idea tentang pemerintahan yang baik.

Hubungan Idea Pemerintahan Desa Yang Baik

Jadi bagaimana idea yang merupakan realitas tertinggi ini dapat berhubungan dengan dunia biasa? Katakanlah, banyak ide pemerintahan yang baik? Platon memiliki konstruksi teorinya.

Terdapat enam langkah hubungan idea dan dunia biasa masing-masing :

a.Prinsip penggunaan komponen yang sama (The principle of Commonality). Manakala sebagian hal merupakan “pemerintahan desa yang baik”, maka disana ditemukan adanya partisipasi atau peniruan atas idea tunggal pemerintahan desa yang baik;

b.Prinsip pemisahan (The principle of Separation). Idea tentang “pemerintahan desa yang baik” memiliki jarak dengan segala sesuatu yang bernama pemerintahan;

c.Prinsip predikasi mandiri (The principle of Self-Predication). Idea tentang “pemerintahan desa yang baik” adalah pemerintahan desa yang baik itu sendiri;

d.Prinsip kemurnian (The principle of Purity). Idea tentang ” pemerintahan desa yang baik” adalah pemerintahan desa yang baik semata-mata;

e.Prinsip keunikan (The principle of Uniqueness). Hanya idea tentang “pemerintahan desa yang baik” yang merupakan realitas, kenyataan bersama-sama dengan pemerintahan desa yang baik;

f.Prinsip keagungan (The principle of Sublimity). Idea tentang “pemerintahan desa yang baik” bersifat abadi. Ia tidak dapat dipisahkan, tidak berubah, dan tak terindera.

Tampilan paling menonjol dari teori idea klasik adalah prinsip keagungan (Sublimity). Dalam prinsip ini, hal-hal partikular – saya menyebutnya yang spesifik – berpartisipasidalam dunia rendahan yang berubah-ubah dan rusak. Proses partisipasi ke arah menjadi (becoming). Sementara idea berpartisipasi dalam dunia mulia “Ada” (Being) yang tetap abadi. Ide paling agung dari semua idea adalah Kebaikan, yang menduduki peringkat pertama dari hal manapun yang dapat diketahui.

Kesulitan teori idea terletak pada kemiripan prinsip-prinsip itu satu sama lain. Sukar membedakan idea tentang penggunaan komponen yang sama dengan prinsip predikasi mandiri.

Platon membuat aplikasi teori tentang idea dalam semua persoalan filsafat yang ditawarkannya ke ruang diskusi. Ia memberlakukan teori ini sebagai dasar nilai moral, pijakan pengetahuan, dan kesejatian segala sesuatu.

Dalam hubungan subjek-predikat, dapat dilihat bahwa semua hal yang bukan idea bukan lagi merupakan subjek. Pemerintahan desa yang baik contohnya. Disini idea pemerintahan sudah berpartisipasi dalam desa, dan berpartisipasi dalam “yang baik.”Akibatnya, pemerintahan desa akan menduduki posisi predikat, sementara posisi subjek ditempati idea tentang pemerintahan.

Diskursus tentang pemerintahan desa yang baik merupakan upaya pencarian idea. Problem berpartisipasinya begitu banyak unsur partikular menyebabkan idea pemerintahan tidak mudah untuk ditemukan. Tetapi tidak pernah sia-sia. Penamaan, pendefinisian dan penggambaran sudah dilakukan. Pengetahuan yang sedang dibangun. Jika semua langkah sudah tercapai, idea akan membuka dirinya sendiri, karena idea tidak tercerap indera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun