Komunitas Triathlon Buddies Indonesia memiliki sesanti indah "semua orang bisa berolahraga triathlon" (anyone can Tri).Â
Tetapi sejatinya, tidak semua orang bisa melakukan olahraga triathlon. Hanya mereka yang mau berkomitmen pada diri sendiri yang bisa dengan mudah kemudian berujar "anyone can Tri". Karena menjadi triathlete mensyaratkan satu hal mutlak: disiplin.
Newbie nekad
Bulan Januari 2018, saya mendaftar sebagai peserta event mini triathlon yang diselenggarakan oleh komunitas Triathlon Buddies sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-6 komunitas triathlon terbesar di Indonesia itu.Â
Berbekal ilmu latihan hasil googling sana sini, saya memberanikan diri untuk tampil di ajang yang melombakan tiga cabang olahraga yang meliputi renang, sepeda, dan lari.
Disebut mini karena jarak tempuh tiap matra lomba dimodifikasi sedemikian rupa sehingga semua pelaku pemula (belakangan teman-teman angkatan 2019 menyebutnya minions) bisa melakukannya.
Seorang minion harus menamatkan 400 meter jarak tempuh renang, 21.000 meter jarak tempuh sepeda dan 5.000 meter jarak tempuh lari.
Pada hari pelaksanaan lomba saya menemukan bahwa melakukan ketiga olahraga ini pada waktu bersamaan adalah hal yang berbeda dari melakukan nya secara terpisah. Saya mempersiapkan diri saya tiga bulan dengan merancang jadwal latihan mingguan.Â
Hari selasa, kamis dan sabtu saya berlatih lari 3 Km. Hari Rabu saya berlatih sepeda sejauh 21 Km. Hari jumat saya berlatih renang sejauh 600 meter. Tetapi pada saat lomba, porsi latihan itu nampak belum cukup mengantar saya ke garis finish secara perkasa.
Acara renang 400 meter dilakukan di kolam renang dimana tiap peserta wajib menamatkan 8x50 meter panjang kolam. Saya naik dari kolam dengan nafas berkejaran lalu berlari menuju transition area untuk mengambil sepeda.
Setelah membuka swimming cup dan swim goggle, peserta wajib mengenakan helm, sarung tangan, dan sepatu sebelum siap bersepeda. Saya melakukan hal yang sama.Â