Guruh menarik nafas. Digelengkannya kepalanya keras-keras. Meronta. Melawan sesak nafas yang menghimpit dada. Rasa asin air hilang oleh sakit yang membekukan lengan tangan kiri.
"Merapat ke tepi!"
Suami Menik menarik dan menyandarkan adik iparnya. Darah merah segar mengalir menutupi lengan bawah hingga sikut.
Antara sadar dan tidak, Guruh menutupi lengan kirinya dengan tangan kanan. Semua yang berada di depannya tampak kabur.
Secepat kilat Suami Menik membuka bajunya. Ia menyerahkan satu lengan baju kepada prajurit penyertanya. Ditariknya lengan baju yang lain dengan sekuat tenaga.
"Srettttt!!!"
Lengan baju di tangan prajurit penyerta sobek.
Suami Menik meraih lengan baju yang sobek dan mengikatkannya di bagian luka tembak. Ia masih merobek satu lengan lain dan mengikatkannya pada bagian atas dari lengan yang tertembak.
"Arrrggghhhh!!!" pekik Guruh di antara suara bising helikopter, tembakan senapan mesin dan roda kendaraan pengangkut pasukan.
Dari kota tampak 10 kendaraan besar pengangkut pasukan, dua tank, dan 6 serigala pemburu. Orang-orang Babel nampaknya ingin mengakhiri perang hari ini. Mereka mengerahkan kekuatan terbaik yang mereka miliki.
Dari semua peralatan yang dimiliki Babel, hanya serigala pemburu yang paling menakutkan . Robot amphibi dengan  tiga kemampuan dasar. Menjelajah. Menemukan musuh. Menghancurkan musuh.