"Kita menunggu sampai fajar, baru kita menyerang. Ingat. Kendali pasukan ada pada setiap anda. Anda bertanggung jawab atas semua manuver anak buah. Juga bertanggung jawab atas komunikasi antar pasukan. Komando tertinggi ada pada saya."
Laki-laki tegap bersorban itu memperingatkan seluruh pasukan. Â Perang satu tahun ini menjadikannya terlihat lebih tua dari usianya. Ia "melepaskan" dinasnya dan bergabung dengan orang-orang goa setelah ia menjadi tawanan mereka dan tidak pernah dicari.
Semula dia, adalah salah satu otak pemusnahan orang-orang goa. Ia mengejar mereka. Menyiksa mereka di kursi listrik. Mengubah mereka menjadi sama seperti profilnya terdahulu.
Tetapi dalam serangan di ujung musim penghujan, pasukannya terdesak. Kendaraan yang ditumpanginya terjebak lumpur delta. Ia menjadi tawanan para penghuni goa selama tiga bulan. Bulan-bulan yang mengubah ia seutuhnya. Meninggalkan semua yang ia miliki untuk berperang di sisi orang-orang goa.
"Guruh, kamu akan masuk ke kota malam ini?"Pemimpin bersorban itu mendekati Guruh.
"Iya, Bang."Guruh menjawab penuh keyakinan.
"Kamu tidak boleh menyusup seorang diri."
"Tidak Bang. Aku bersama Kakak Iparku."
"Aku menyertakan dua prajurit lagi".
"Terima kasih, Bang"