Pandan laut (Pandanus tectorius) bukan sekedar tanaman hias di pinggir pantai, tanaman yang berdaun hujau abadi (evergreen) ini juga bertugas sebagai penjaga pantai. Seperti tanaman mangrove, pandan laut berfungsi sebagai pemecah ombak, pencegah erosi dan abrasi. Pantai bervegetasi pandan laut juga berfungsi sebagai tempat bertelur penyu. Jadi, jika kita menanam pandan laut disekitar pantai tentu kita telah ikut serta menjadi penjaga pantai.
Pandan laut berasal dari Australia Timur dan Kepulauan Pasifik, sehingga banyak tumbuh di pantai-pantai daerah tropika. Tanaman yang termasuk famili Pandanaceae ini beradaptasi dengan baik di daerah pesisir dengan cahaya matahari penuh. Di Indonesia tumbuhan monokotil ini dapat ditemui di pantai selatan Pulau Jawa, pantai barat daya Sumatera dan pantai Sulawesi.
Pandan laut bertugas mengurangi resiko bencana alam yang sering terjadi di daerah pesisir. Seperti bencana erosi, abrasi dan stunami yang menjadi momok daerah pesisir. Akar tunjangnya yang besar dapat mencengkeram pasir-pasir pantai sehingga mencegah adanya erosi dan abrasi. Ukuran pandan laut dapat mencapai ketinggian 15 meter dan daun yang memanjang 4 hingga 8 meter mampu memecah ombak besar. Pada saat stunami terjadi di Aceh, Wetlands International-Indonesia melaporkan daerah seperti Bakongan, Aceh Selatan yang memiliki vegetasi mangrove dengan formasi Rhizopora, cemara, kelapa yang rapat, serta pandan laut mengalami kerusakan yang lebih kecil dibandingkan daerah yang tidak memiliki vegetasi tersebut.
Vegetasi pandan laut yang ada di pantai Sukamade Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Banyuwangi, Jawa Timur mempunyai fungsi lebih dari sekedar pengurangan resiko bencana erosi, abrasi dan stunami. Pantai yang jarang di kunjungi wisatawan ini menjadi habitat bertelur penyu. Habitat bertelur pada umumnya di pantai yang berpasir halus dan sedang, dengan tepian pantai bervegetasi pandan laut, waru laut (Hibiscus tiliaceus), ketapang (Termenalia catappa) dan tumbuhan yang menjalar di tanah seperti Ipomea pescapare. Sukamade mempunyai vegetasi tersebut, sehingga empat dari tujuh macam penyu di dunia sering mendarat di sini. TTelur-telur penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu lekang (Lepidochelys olivacea) dan peyu belimbing (Dermochelys coriacea) yang mendarat di Sukamade menghadapi banyak ancaman. . Selain perburuan dari manusia, banyak predator yang mengancam seperti babi hutan (Sus scrofa) yang dapat menggali telur di dalam pasir setelah induk penyu meninggalkan telurnya. Pandan laut yang memiliki gerigi pada daunnya berfungsi melindungi telur penyu dari babi hutan untuk sementara, sebelum petugas patroli mengamankan telur untuk di bawa ke penangkaran semi-alami di Resort Sukamade. Resort Sukamade juga melakukan pembibitan pandan laut, sehingga pengunjung yang datang dapat menanam pandan laut di bibir pantai.
Disamping manfaatnya yang besar, menanam pandan laut tidak memerlukan perawatan khusus. Kita hanya perlu membawa kembali polybag yang di gunakan pembibitan agar tidak menjadi sampah. Jika kita berkunjung ke pantai, alangkah baiknya untuk membuang sampah pada tempatnya atau membawa sampah sementara sampai kita bertemu tempat sampah agar tidak mengganggu pertumbuhan vegetasi laut seperti pandan laut. Saat kita menanam pandan laut, kita telah menjadi penjaga pantai dari bencana alam dan ikut serta mencegah kepunahan penyu. Mari jadi penjaga pantai hanya dengan menanam pandan laut!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H