bismillah. saya memulai menulis ini dengan jantung bergemuruh didera mellow attack. memang mungkin saya punya kans untuk memfosilkan diri menjadi pithecanthropus mellowus. yang gamang untuk sekedar mengusap ingus sendiri ketika mellow menyerang membabibuta. dan dengan jumawa saya memutuskan untuk memberi dia ruang khusus pada tulisan-tulisan saya. dengan tag 'mellow' tentunya. sekedar membaca diri bahwa mungkin saya punya hormon mellow berlebih bawaan lahir. *apa sih?
mungkin saya yang terlalu lapang dada memantaskan diri untuk itu. tapi memang benar, tak pernah saya merasa sedemikian 'klik' dengan apapun dan siapapun sebelumnya. cukup dengan sebuah tanda baca, saya bisa merasakan bahwa ada proses membahasakan perasaan yang bagi saya selalu tampak jelas. seperti layar berresolusi tinggi menampilkan capital letters ukuran jumbo dengan warna yang mencungkil mata.
saya selalu berusaha menyadarkan diri saya bahwa Dia yang lebih berhak memutuskan setiap perkara. Dia, Yang Maha Kuasa. namun, entah kenapa saya selalu ngungun memandang lamunan. seperti kehilangan jatidiri. hingga sering mendapati diri saya sedang terduduk di sudut kamar atau terkapar di lembar sajadah. terlalu cengeng memang jika saya harus mengakui bahwa saya menangisi sesuatu yang mungkin bukan milik saya.
saya hanya ingin bersikap adil dengan tidak membiarkan perasaan-perasaan seperti itu hanya tertahan di ranah perasaan tanpa pernah menjadi ekspresi yang mudah dibaca.
**jika berkenan, mohon suntikkan suplemen semangat untuk saya agar tak lagi saya memasrahkan penglihatan pada mata kaki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H